"Jadi, waktu diperiksa diduga ada gangguan pada paru-paru. Jadi, besoknya kami kasih oksigen waktu itu. Tahap pertama, kasih infus kemudian rawat inap. Besoknya diperiksa dokter spesialis, itu ada pembesaran di hati. Ada gangguan fungsi hati juga, selain gangguan fungsi paru," ujar Daniel.
Selain itu, ada penimbunan cairan di antara paru-paru dengan pembungkus paru-paru sehingga pihak rumah sakit pun melakukan pemeriksaan lebih lengkap.
"Tapi, belum keluar hasil pemeriksaannya, meninggal. Jadi di sini keadaannya sudah mulai membaik. Tiba-tiba semalam drastis penurunannya, kami pasang oksigen," kata Daniel.
"Pasien sudah gelisah, terus dicabut oksigennya. Beberapa kali dipasang oksigennya, dicabut lagi. Enggak lama, jam 06.55 mengembuskan napas terakhir," jelasnya.
Menurut Daniel, penyakit yang diderita Pretty bersumber dari gaya hidupnya selama ini dan sikap abai pada kesehatan tubuh.
"Ya, mungkin (gaya hidup). Kan mendiang ada riwayat pakai narkoba," ucap Daniel.
"Setiap pasien masuk ke kami itu ada riwayat pakai narkoba. Kami periksa semua faktor pendukung. Dia murni karena infeksi paru-paru," jelasnya.
Sebelum mengembuskan napas terakhirnya, ternyata Pretty Amalia sempat menunjukkan gelagat aneh.
Hal itu dijelaskan oleh tim kuasa hukum Pretty, Puspa Pahlupi.
Menurut penuturan Puspa, Pretty sempat berkata melihat seseorang mondar-mandir seolah menunggunya.
"Pretty sempat cerita sama orang yang jaga, bahwa melihat ada orang di rumah sakit mondar-mandir," kata Puspa.