Stylo Indonesia - Bencana alam kembali terjadi di Tanah Air tercinta.
Beberapa waktu lalu, kabar Erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang Jawa Timur meletus secara tiba-tiba cukup menghebohkan satu Indonesia.
Gunung tertinggi di Pulau Jawa ini mengeluarkan awan panasnya pada Sabtu sore (04/12/2021).
Dilansir dari Kompas.com ada 2 kecamatan yang terdampak, yakni Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Candipuro.
Hingga berita ini ditayangkan setidaknya ada sekitar 29 korban jiwa meninggal dunia dan 54 luka-luka.
Gunung Semeru meletus secara tiba-tiba ini dikaitkan dengan ramalan Jayabaya.
Melihat sejumlah video amatir yang viral di media sosial, tampak ketakutan masyarakat atas amuk Gunung Semeru tersebut.
Jika melihat dampak letusan, kemungkinan kerugian materi akan terasa sangat besar.
Diperkirakan letusan mengakibatkan daya rusak cukup serius. Tampak gumpalan asap membumbung tinggi membuat warga lari histeris.
Warga yang melihat letusan berlari menyelamatkan diri menghindari kejaran awan pekat dan panas.
Jika melihat catatan sejarah meletusnya Gunung Semeru, pernah terjadi sangat besar pada 200 tahun lalu tepatnya 8 November 1818.
Setelah itu, Gunung Semeru kembali meletus pada 2 Februari 1994 lalu. Selanjutnya pada tahun 2000-an terjadi 8 kali letusan.
Dan letusan besar terjadi pada Natal 2002.
Kemudian pada 1 Desember 2020, Gunung Semeru kembali meletus diikuti guguran awan panas dari puncak, dengan jarak luncur 2 kilometer hingga 11 kilometer.
Kali ini Gunung Semeru kembali meletus jelang akhir tahun 2021.
Meletusnya Gunun Semeru kali ini, rupanya banyak mengaitkannya dengan ramalan Jayabaya.
Dalam beberapa literasi, Maharaja Jayabaya merupakan raja Kerajaan Kediri yang memerintah sekitar abad ke-12 adalah visioner yang unggul.
Dari kitab Jangka Jayabaya, bait ke-164 sang raja berucap suatu saat Pulau Jawa akan terpotong menjadi dua.
Dengan ramalan Jayabaya tersebut, kali ini banyak yang meyakini mitos Jawa terbelah akan terjadi.
Banyak masyarakat meyakini jika Ramalah Jayabaya selalu terbukti.
Satu hal yang terbukti adalah masa menjelang perang kemerdekaan yakni saat Jawa dijajah Jepang.
Satu ramalan Jayabaya yang terbukti adalah: seumur jagung (3,5 bulan) yang dimaknai dijajah 3,5 tahun.
Kemudian yang kembali viral adalah mitos pulau Jawa yang akan terbelah.
Akan tetapi, dalam ramalan tersebut kuncinya adalah Gunung Slamet meletus.
Konon jika Gunung Slamet meletus dahsyat, maka pertanda Pulau Jawa akan terbelah dua. (Stylo Indonesia)
(*)
Artikel ini sudah tayang di GridFame.id dengan judul Meletusnya Gunung Semeru Dikaitkan dengan Ramalan Jayabaya Soal Pulau Jawa yang Akan Terbelah Dua, Begini Faktanya
Penulis: Lena Astari