Tips Minimalisir Risiko Gagal Saat Operasi Payudara, Dokter Sarankan Hal Ini untuk Pasien!

By Astria Putri Nurmaya, Sabtu, 13 November 2021 | 14:06 WIB
Tips Minimalisir Risiko Gagal Saat Operasi Payudara, Dokter Sarankan Hal Ini untuk Pasien! (womenshealtsmag.com)

Stylo Indonesia - Bagi pasien yang akan menjalankan operasi rekonstruksi payudara ada beberapa tips minimalisir risiko gagal saat operasi payudara.

Pasien bisa menerapkan tips minimalisir risiko gagal saat operasi payudara sebelum melakukan operasi misalnya cek kondisi fisik hingga melakukan sesi konsultasi dengan dokter.

Tips minimalisir risiko gagal saat operasi payudara ini langsung diberikan oleh dokter bedah plastik dari Plasthetic Clinic.

Baca Juga: Payudara Kenyal Kencang! Ternyata Cuma Pakai Lidah Buaya, Coba Yuk

Selain mengurangi risiko gagal, dr. Vania Aramita Sari, Sp.BP-RE juga menjelaskan mengenai masa pemulihan operasi payudara.

Penasaran apa saja tips minimalisir risiko gagal dan lamanya masa pemulihan pasca operasi payudara?

Yuk simak penjelasan berikut ini Stylovers!

Secara ekslusif, Stylo Indonesia berkesempatan mewawancarai dr. Vania Aramita Sari, Sp.BP-RE, perihal risiko atau efek samping yang dialami pasien yang akan melakukan operasi rekonstruksi payudara.

dr. Vania Aramita Sari, Sp.BP-RE, Plasthetic Clinic. (Dok/Plasthetic Clinic)

Dokter Vania menyebutkan, pasien kanker payudara masih ada harapan untuk memiliki bentuk payudara proporsional pasca operasi pengangkatan tumor.

Dokter bedah plastik dan estetika dari Plasthetic Clinic ini mengungkapkan cara mengatasi yaitu dengan bedah plastik rekonstruksi.

"Bedah plastik rekonstruksi, ini biasanya ditangani oleh bagian bedah plastik yang mendalami micro surgery," kata dokter Vania saat diwawancarai Stylo Indonesia.

Baca Juga: 5 Penyebab Bentuk Payudara Tidak Proporsional dan Cara Mengatasinya!

Bedah plastik rekonstruksi sendiri adalah tindakan bedah plastik untuk merekonstruksi payudara pasca tumor.

"Jadi untuk payudara yang sudah diangkat ini bisa dibuat lagi payudaranya yang baru, dipindahkan dari jaringan yang lain," ungkap dokter Vania.

Meskipun begitu, ada beberapa hal yang perlu dilakukan pasien sebelum menjalankan operasi payudara untuk minimalisir gagal operasi.

Pertama, pasien harus memastikan bahwa operasi ini dilakukan oleh dokter spesialis bedah plastik dan rekonstruksi yang sudah ahli di bidangnya.

Jadi jangan sekalipun coba-coba melakukan operasi rekonstruksi payudara di klinik kecantikan atau dokter yang belum memiliki lisensi praktik.

Selanjutnya, pasien sangat direkomendasikan untuk melakukan sesi konsultasi dengan dokternya terlebih dahulu, agar dokter bisa mengetahui kondisi fisik calon pasien yang ingin melakukan sesi operasi.

Baca Juga: Bentuk Payudara Kembali Proporsional Pasca Operasi Kanker Payudara? Dokter Ungkap Caranya!

"Dengan sesi konsultasi dokter juga bisa mengetahui ekspektasi dari pasien dan dapat sekaligus menjelaskan apakah ekspektasi yang diinginkan oleh pasien tersebut dapat dilakukan, dan jika memang dapat dilakukan akan seperti apa," jelas dokter Vania.

Lalu, pasien dapat mempersiapkan kondisi fisik maupun mental sebelum melakukan tindakan operasi.

Misalnya seperti, tidak melakukan hal-hal yang tidak disarankan dokter serta merawat kondisi fisik tubuh pasca tindakan operasi dilakukan.

dr. Vania Aramita Sari, Sp.BP-RE mengatakan bahwa pada pasien kanker biasanya akan disarankan melakukan operasi rekonstruksi payudara, bisa dengan yang paling sederhana hingga yang rumit.

Operasi rekonstruksi payudara misalnya dengan memasang implant pada sisi yang sehat, atau bisa juga melakukan pemindahan jaringan kulit berikut lemak pada payudara, bisa dari paha, perut, punggung, dan dari segi risikonya dapat berbeda tergantung dari keinginan dan kesediaan maupun preferensi dari pasien.

Kemudian, karena jenis operasi payudara bermacam-macam maka downtime-nya pun tak selalu sama.

Baca Juga: Tips Mengatasi Ukuran Payudara Terlalu Kecil dan Terlalu Besar, Dokter Ungkap Perawatannya!

Misalnya secara umum, angkat jahitan di payudara kurang lebih akan memakan waktu 2 minggu.

"Mungkin ada butuh perawatan-perawatan lainnya seperti perawatan bekas luka, kemudian menghilangkan sisa-sisa memar atau kebiruannya," tambahnya.

Jadi menurut dokter Vania downtime pasca operasi beragam, namun pasien diminta setidaknya mempersiapkan waktu sekitar 2 minggu. (*)