Sering Jadi Pertanyaan Tiap Pasangan, Ini Waktu yang Tepat untuk Perempuan Kembali Berhubungan Intim Usai Melahirkan

By Stylo Indonesia, Kamis, 24 Juni 2021 | 17:25 WIB
Ilustrasi bercinta (Freepik.com)

Stylo Indonesia - Usai melahirkan tentunya setiap perempuan ingin kembali melakukan aktivitasnya.

Termasuk juga berhubungan intim yang lama tak dilakukan olehnya dan pasangan.

Sering jadi pertanyaan, setiap perempuan tentu penasaran kapan waktu yang tepat untuk perempuan kembali berhubungan intim usai melahirkan.

Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Bercinta Terasa Lebih Nikmat Saat Malam Hari, Sudah Merasakan Sensasinya?

Seperti yang dilansir Stylo Indonesia dari Kompas.com, setelah melahirkan, tubuh perempuan memasuki fase penyembuhan ketika pendarahan berhenti, bekas bedah sembuh, dan serviks menutup.

Melakukan hubungan seksual terlalu dini, terutama dalam 2 minggu pertama, meningkatkan risiko perdarahan postpartum atau infeksi rahim.

Oleh karena itu, biasanya dokter akan merekomendasikan perempuan untuk melakukan aktivitas seksual setidaknya 6 minggu setelah melahirkan.

Beberapa faktor menentukan apakah seseorang siap untuk melanjutkan hubungan seksual setelah kelahiran bayi, adalah sebagai berikut.

Baca Juga: 5 Pilihan Posisi Bercinta Saat Hujan yang Dapat Membuat Tubuh Lebih Hangat dan Menggairahkan, Coba Ajak Pasanganmu Deh!

Selain itu, berhubungan seksual bisa terasa sangat berbeda selama beberapa bulan pertama setelah kehamilan.

Karena rendahnya kadar estrogen yang bersirkulasi selama periode postpartum, banyak perempuan mengalami kekeringan miss V.

Kondisi ini mungkin berlanjut melewati jangka waktu 4 hingga 6 minggu untuk perempuan yang sedang menyusui.

Menyusui juga dapat menurunkan gairah seks seseorang.

Selain penurunan kadar hormon yang bersirkulasi, robekan perineum atau episiotomi dapat membuat seks menjadi menyakitkan selama beberapa bulan setelah kelahiran bayi.

Baca Juga: Wow! Ternyata Ini 4 Alasan Bercinta Saat Hujan Lebih Menggairahkan

Langkah-langkah yang dapat mengurangi nyeri seks, atau dispareunia , setelah kehamilan meliputi:

Pelumasan miss V, seperti krim atau gel yang dijual bebas, mungkin berguna dalam meredakan gejala kekeringan pada miss V.

Saat menggunakan kontrasepsi kondom, pilih pelumas berbasis air untuk menghindari melemahnya lateks.

Selain itu, seks oral mungkin menjadi pilihan selama proses penyembuhan.

Seks setelah melahirkan mungkin terasa berbeda karena berkurangnya tonus otot vagina dan terbatasnya kapasitas peregangan.

Namun, kondisi ini hanya bersifat sementara.

Berbagai faktor, seperti genetika, ukuran bayi, jumlah kelahiran sebelumnya, dan penggunaan senam Kegel, dapat mengubah cara kerja vagina pascapersalinan.

Hormon dapat menyebabkan berbagai gejala yang tidak biasa dan terkadang tidak nyaman.

Misalnya, selama hubungan seksual, payudara perempuan dapat mengeluarkan susu setelah respons hormonal terhadap orgasme. (*) Dinda Stylo

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kapan Wanita Boleh Berhubungan Seks Setelah Melahirkan?"Editor: Galih Pangestu Jati