Rambut Rontok Lebih Banyak Terjadi Pada Perempuan? Begini Kata Ahli!

By Cerysa Nur Insani, Minggu, 13 Juni 2021 | 15:30 WIB
Ilustrasi masalah rambut rontok. (abcnews.com)

Stylo Indonesia - Stylovers mungkin pernah mendengar asumsi bahwa masalah rambut rontok lebih banyak terjadi pada perempuan.

Anggapan bahwa rambut rontok lebih banyak terjadi pada perempuan didukung oleh beberapa fakta seperti banyaknya perempuan yang mengeluhkan masalah rambut rontok hingga jumlah rambut rontok yang sering terlihat di lantai kamar atau rumah.

Dilansir dari kompas.com, dr. Ismiralda Oke Putranti, Sp. KK seorang dosen Fakulter Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman sekaligus dokter spesialis kulit di RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto menjelaskan mengenai fakta benarkah rambut rontok lebih banyak terjadi pada perempuan.

Baca Juga: Benarkah Lidah Buaya Bisa Mengatasi Rambut Rontok? Simak Jawaban Ahli!

Menurut dr. Oke, ada banyak hal yang bisa menyebabkan rambut rontok.

"Rambut rontok banyak sebabnya. Mulai dari faktor genetik, infeksi, autoimun, dan gangguan metabolik, stres, keganasan, dan lain-lain," jelas dr. Oke.

Menurutnya, kerontokan rambut bahkan bisa membuat kepala menjadi botak, seperti pada kasus alopesia androgenik yang berhubungan dengan faktor genetik dan hormon.

Selain itu, kebotakan juga bisa terjadi pada penderita autoimun seperti alopesia areata, infeksi jamur dan bakteri (pada penyakit sifilis), gangguan psikologis pada trikotilomania, serta pada penderita kanker yang tengah menjalani kemoterapi.

Menurut dr. Oke, rambut bisa rontok setiap hari dengan jumlah normal 100-200 helai per hari dan sifatnya acak. Jika lebih dari itu, maka tidak normal.

"Kalau kita lakukan tes tarikan rambut pada suatu lokasi dan tercabutnya cukup banyak, nah itu merupakan tanda terjadinya kerontokan rambut yang abnormal," jelas dr. Oke.

Baca Juga: Mitos Kondisioner Bikin Rambut Rontok dan Berminyak, Begini Faktanya!

Kerontokan yang umumnya terjadi adalah telogen effluvium, yaitu kerontokan yang terjadi terutama akibat stres berat, baik fisik maupun psikis.

Dr. Oke mencontohkan, kerontokan itu bisa terjadi seperti pada orang yang demam tinggi, pasca operasi besar, stres akibat pandemi sehingga kehilangan pekerjaan, dan sebagainya.

Benarkah perempuan memang lebih sering mengalami kerontokan?

Menurut dr. Oke, perempuan relatif lebih sering mengalami kerontokan rambut. Penyebabnya bisa beragam.

Misalnya, banyak yang memiliki rambut panjang sehingga sering dikuncir atau dikepang. Tarikan pada rambut yang terlalu kuat bisa menyebabkan rambut rontok.

Faktor lainnya, hormonal, bisa dipicu karena menstruasi. 

Baca Juga: Salah Pilih Sampo Bisa Bikin Rambut Rontok! Kamu Harus Tau Cara Mengatasinya!

Lalu, menggunakan penutup kepala dalam jangka waktu lama seperti hijab bisa membuat kulit kepala pengap dan lembap, sehingga folikel rambut menjadi lebih lebar dan akar rambut akan terlepas.

"Terlalu sering manipulasi bahan kimia pada rambut (cat rambut, hairdryer, catok) akan merusak rambut," tambah dr. Oke.

Lalu, bagaimana cara mengatasi kerontokan?

Menurut dr. Oke, perlu dipastikan terlebih dahulu apa penyebab dari rambut rontok yang dialami sehingga masalah rambut rontok bisa diatasi hingga tuntas dan tidak terulang.

"Jadi pastikan untuk berkonsultasi ke Sp.KK atau Sp.DV terdekat," jelas dr. Oke.

Namun menurutnya, untuk membantu mengurangi kerontokan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan.

Baca Juga: Atasi Rambut Rontok dengan Serum Rambut di Bawah Rp 100 Ribu

Mulai dari mengurangi tarikan pada rambut, menggunakan produk perawatan rambut yang sesuai, menghindari penggunaan hairdryer/catok dalam kondisi rambut masih sangat basah, makan makanan yang mengandung zinc dan selenium, serta menggunakan vitamin rambut atau hair tonic bila diperlukan.

Nah, itu dia Stylovers penjelasan mengenai apakah benar rambut rontok lebih banyak terjadi pada perempuan menurut ahli. Apakah kamu juga pernah mengalaminya? (*)

#SemuaBisaCantik