Dukung UMKM Fashion di Masa Pandemi, Wignyo Rahadi Bersama Bank Indonesia Sumatera Utara Hadirkan Inkubasi Desain Mode dan Produksi Baju Siap Pakai

By Annisa Suminar, Selasa, 30 Maret 2021 | 13:03 WIB
Dukung UMKM Fashion di Masa Pandemi, Wignyo Rahadi Bersama Bank Indonesia Sumatera Utara Hadirkan Inkubasi Desain Mode dan Produksi Baju Siap Pakai (Dok Tenun Gaya)

Stylo Indonesia - Wignyo Rahadi bersama Bank Indonesia cabang Sumatera Utara menyelenggarakan inkubasi desain dan produksi baju siap pakai.

Inkubasi desain dan produksi baju siap pakai ini diselenggarakan dengan tujuan untuk membantu UMKM fashion Sumatera Utara di tengah pandemi.

Kain tradisional merupakan potensi unggulan yang dimiliki oleh berbagai daerah di Indonesia untuk dikembangkan oleh UMKM sektor fashion.

Namun, penggunaan kain tradisional menjadi busana siap pakai yang mengikuti perkembangan tren fashion terkendala oleh kelangkaan SDM berkemampuan mendesain dan produksi busana di berbagai daerah.

Baca Juga: Koleksi Batik Jambi, Jadi Bentuk Dukungan Desainer Wignyo Rahadi

Dengan keterbatasan SDM di daerah mengakibatkan beralihnya para konsumen fashion di daerah untuk membuat atau membeli busana ke desainer, tailor, ataupun retail di kota-kota besar, terutama di ibukota Jakarta.

Dampaknya, industri fashion di daerah terkendala untuk berkembang bahkan di masa pandemi.

Mempertimbangkan hal tersebut, dalam rangka mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) yang dicanangkan oleh Pemerintah, Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara (Sumut) melaksanakan Program Inkubasi Desain Mode dan Produksi Baju Siap Pakai untuk peserta UMKM binaan dan mitra Bank Indonesia Sumut dari beberapa daerah di Sumut.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, Soekowardojo menjelaskan bahwa Program Inkubasi Desain Mode dan Produksi Baju Siap Pakai ini merupakan wujud untuk menggali potensi dan mendorong pengembangan khususnya sektor fashion di wilayah Sumut.

Kegiatan ini diharapkan dapat menetaskan desainer dan penjahit profesional yang mampu memanfaatkan kain tradisional dalam menghasilkan produk fashion yang berkualitas dan berdaya saing tinggi.

Diharapkan pula program ini dapat meningkatkan motivasi bagi UMKM khususnya di sektor fashion untuk terus tumbuh dan berkembang.

Pelatihan Inkubasi Desain Mode dan Produksi Baju Siap Pakai (Dok Tenun Gaya)

Baca Juga: Fashion Berbasis Pesantren didukung Designer Wignyo Rahadi 100 Persen!

Program Inkubasi Desain Mode dan Produksi Baju Siap Pakai ini diselenggarakan tanggal 23Februari sampai 10 Maret 2021 bertempat di SMKN 8 Medan dengan menggandeng desainer nasional, Wignyo Rahardi sebagai mentor.

Program inkubasi ini diikuti 40 peserta yang terdiri dari UMKM pengrajin tenun dan batik serta penjahit yang berasal dari Kabupaten/Kota di Sumut.

Fashion Show Inkubasi Desain Mode dan Produksi Baju Siap Pakai (dok. Tenun Gaya)

Peserta inkubasi ini mengikuti pelatihan yang dibagi menjadi dua kelas, yakni desain mode dan menjahit. Selain itu, mereka dibekali pengetahuan tentang perkembangan industri fashion.

Peserta pelatihan ini diarahkan untuk membuat rancangan busana dengan menggunakan kain tradisional asal Sumut yaitu Ulos atau Tenun Tapanuli.

Dari hasil kolaborasi seluruh peserta inkubasi ini telah tercipta 20 busana kontemporer yang menggabungkan unsur etnik dan modern. Koleksi karya

Peserta tersebut berkesempatan ditampilkan dalam Fashion Show Hasil Program Inkubasi Desain Mode dan Produksi Baju Siap Pakai di Aula SMKN 8 Medan pada pertengahan Maret lalu.

Baca Juga: Gandeng Desainer Wignyo Rahadi, NTB Goes To Moslem Fashion Industry Usaha Wujudkan Indonesia Sebagai Pusat Fashion Muslim Dunia

Fashion Show Inkubasi Desain Mode dan Produksi Baju Siap Pakai (Dok Tenun Gaya)

“Program Inkubasi Desain Mode dan Produksi Baju Siap Pakai adalah salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan SDM berkemampuan mendesain dan produksi busana, baik custom maupun busana siap pakai, di daerah/kota kecil.

Dengan kemampuan desain dan produksi yang lebih baik berpeluang mendapatkan kepercayaan dari masyarakat setempat khususnya yang biasa membuat busana di luar daerahnya. Namun, tak cukup hanya mendesain saja tapi produksnya juga harus disesuaikan dengan kebutuhan pasar,” papar Designer Wignyo. (*)