Stylo Indonesia - Stylovers, sudah tahukah kamu apa risiko memakai pasta gigi untuk mengobati jerawat?
Ternyata, ada risiko memakai pasta gigi untuk mengobari jerawat yang perlu diwaspadai.
Kali ini, seorang ahli dermatologi bernama Andrea Suarez yang juga dikenal sebagai Dr. Dray pada channel Youtube miliknya menjelaskan risiko memakai pasta gigi untuk mengobati jerawat pada salah satu videonya.
Yuk, simak penjelasan mengenai risiko memakai pasta gigi untuk mengobati jerawat berikut ini!
Baca Juga: Mitos Pasta Gigi Bisa Sembuhkan Jerawat, Ini Fakta Sebenarnya dari Ahli!
Meski banyak informasi beredar mengenai pemakaian pasta gigi untuk mengobati jerawat, ternyata pasta gigi tidak baik digunakan langsung pada kulit, lho!
Pasta gigi memiliki pH yang bersifat basa sedangkan kulit memiliki pH yang bersifat asam.
Tingkat pH pasta gigi dapat merusak lapisan asam pada kulit, membuat kulit lebih kering dan mudah iritasi.
Hal yang seringkali tidak disadari oleh orang yang mengalami masalah jerawat adalah sengaja membuat kulit lebih kering justru dapat membuat jerawat semakin parah.
Kulit yang lebih kering akan lebih rentan iritasi, dapat menyebabkan lebih banyak inflamasi dan jerawat yang lebih parah.
Selain itu, juga dapat meninggalkan bekas berupa hyperpigmentasi setelah lukanya sembuh.
Hal lain yang juga perlu diketahui adalah banyak produk pasta gigi juga memiliki kandungan Sodium Lauryl Sulfate (SLS) yang tinggi.
SLS adalah kandungan surfaktan yang banyak digunakan pada produk yang menghasilkan busa seperti sabun dan sampo.
Baca Juga: Mitos Jerawat Hilang Hanya dengan Pasta Gigi, Cek Faktanya!
Kandungan SLS pada sabun dan sampo seringkali membuat kulit atau rambut terasa kering setelah mandi atau keramas.
Namun, kandungan SLS pada pasta gigi biasanya lebih tinggi dan jika digunakan pada kulit bisa merusak lapisan kelembapan kulit dan iritasi.
Bahkan kandungan SLS yang tinggi juga disebut dapat memicu terjadinya masalah kulit.
Nah, itu dia Stylovers penjelasan mengenai risiko memakai pasta gigi untuk mengobati jerawat menurut ahli dermatologi. Jangan sembarangan, ya! (*)
#SemuaBisaCantik