Stylo Indonesia - Jika kita bicara sepuluh atau dua puluh tahun yang lalu, masalah kesehatan mental mungkin masih dianggap sebagai hal yang tabu.
Masalah kesehatan mental mungkin lebih sering dikaitkan dengan stereotip penyakit jiwa atau bahkan justru dikaitkan dengan masalah keagamaan.
Bahkan, pergi ke psikolog mungkin dianggap hanya untuk orang yang dilekatkan dengan stereotip ‘gila’ atau ‘sakit jiwa’.
Namun, generasi muda pada beberapa tahun ke belakang justru semakin sadar dengan kesehatan mental hingga topik ini bukan lagi dianggap sebagai hal yang tabu.
Baca Juga: Psikolog Ungkap Kecemasan dan Gejala Depresif Banyak Dialami Perempuan Usia Remaja dan Dewasa Muda
Ayoe Sutomo, M.Psi., Psikolog. seorang psikolog anak, remaja, dan keluarga mengungkapkan bahwa generasi muda semakin sadar dengan kesehatan mental mereka dan tak ragu pergi ke psikolog.
Mereka bahkan lebih terbuka untuk menyampaikan apa yang mereka rasakan saat berkonsultasi ke psikolog, meski masalah yang dialami masih bersifat pragejala.
“Ketika mereka merasa sedikit terganggu mereka datang ke psikolog untuk lebih terbuka, untuk menyampaikan keluhan-keluhan dan apa yang dia rasakan,” jelas Ayoe.
Berbeda dengan stigma yang berkembang beberapa dekade lalu bahwa psikolog atau psikiater hanya untuk orang-orang dengan gangguan jiwa berat, Ayoe menyampaikan tak sedikit pasien yang mulai sadar dengan gangguan-gangguan pada masalah sehari-hari.
“Kalau sekarang kesadaran saat ada permasalahan cemas sedikit, dia enggak bisa overcome urusan kantor, enggak bisa beradaptasi dengan baik, merasa enggak nyaman dengan dirinya, keluhan-keluhan yang tidak terlalu berat pun tapi kalau didamkan itu akan menjadi masalah. Itu sudah mulai banyak juga yang datang,” papar Ayoe.
Menurut Ayoe, kesadaran ini bisa tumbuh karena akses terhadap pengetahuan mengenai kesehatan mental yang kini lebih mudah diakses serta peran dari edukasi yang dilakukan oleh media.
“Banyak orang yang sudah paham bahwa kesehatan mental itu penting, sekadar melakukan konsultasi itu sudah banyak saya temui sih,” lanjutnya.
Tak hanya pada usia dewasa saja, bahkan kesadaran terhadap kesehatan mental ini juga sudah banyak dimiliki oleh para remaja.
Baca Juga: Menurut Psikolog, Inilah Penyebab Perempuan Usia Remaja dan Dewasa Muda Rentan Alami Masalah Mental
Masalah yang mereka keluhkan juga beragam, mulai dari kecemasan, prestasi belajar yang menurun, atau kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungan.
Hal ini juga didukung oleh orangtua di era modern yang juga sudah teredukasi dengan baik, sehingga bisa memahami dan suportif terhadap penanganan kesehatan mental anak.
Meski begitu, tak sedikit pula remaja yang datang untuk berkonsultasi ke psikolog atas inisiatif mereka sendiri.
“Saya bertemu cukup banyak klien usia remaja yang datang dan ditemani sama orangtuanya. Datang dengan permasalahan cemas atau prestasi belajar turun, sulit komunikasi. Cukup banyak yang datang atas inisiatifnya sendiri,” jelas Ayoe.
“Menurut saya karena orangtuanya juga teredukasi dengan baik, anaknya juga teredukasi dengan baik sehingga muncul kesadaran akan kesehatan mental sehingga bisa dapat penanganan sesegera mungkin,” lanjutnya.
Namun di luar itu, menurut Ayoe faktor sosial ekonomi sangat berpengaruh terhadap kesadaran individu terhadap kesehatan mental.
Informasi dan fasilitas terhadap penanganan kesehatan mental masih perlu terus ditingkatkan agar lebih mudah diakses untuk semua kelompok masyarakat.
Nah, itu dia Stylovers penjelasan psikolog soal kesadaran generasi muda terhadap kesehatan mental yang semakin tinggi.
Oleh sebab itu, tak ada lagi alasan untuk merasa malu atau tabu untuk mendapatkan penanganan terhadap masalah kesehatan yang kita alami, sekecil apapun itu.
Apabila kamu merasa mengalami masalah mental yang cukup mengganggu, jangan ragu untuk mengabarkannya ke orang terdekat atau berkonsultasi dengan ahlinya. Yuk, lebih sadar dengan kesehatan mentalmu! (*)
#StopBeautyShaming