Stylo.ID - Berita duka cita kembali datang dari industri hiburan.
Komedian Omaswati dikabarkan meninggal dunia pada hari Kamis (16/07/2020).
Omas dikabarkan meninggal dunia karena sakit diabetes.
Baca Juga: 5 Menu Buka Puasa yang Aman Dikonsumsi Penderita Diabetes agar Tetap Bisa Kontrol Gula Darah!
"Iya (Omaswati meninggal dunia). Tadi sekitar pukul 19.30 WIB," kata Erni, seperti yang dilansir Stylo.ID dari Wartakotalive.com.
Erni mengatakan kalau Omas meninggal dunia karena mengidap sakit, yang dideritanya sejak lama.
"Iya karena sakit gula (Omas meninggal)," ucapnya.
Mungkin banyak orang yang tidak menyadari dengan bahayanya penyakit gula ini.
Bahkan penyakit gula bukan hanya menyerang orang yang bertubuh gemuk saja nih, Stylovers.
Orang kurus pun seperti mendiang Omas pun bisa terserang penyakit gula.
DiabBaca Juga: 5 Menu Buka Puasa yang Aman Dikonsumsi Penderita Diabetes agar Tetap Bisa Kontrol Gula Darah!
Lantas, apa ciri-ciri penyakit gula atau diabetes ini?
Dikutip Stylo.ID dari Alodokter, diabetes ini dua macam yaitu tipe 1 dan 2.
Pada penderita diabetes, pankreas tidak mampu memproduksi insulin sesuai kebutuhan tubuh.
Tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap dan mengolah glukosa menjadi energi.
Secara umum, diabetes dibedakan menjadi dua jenis, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2.
Diabetes tipe 1 terjadi karena sistem kekebalan tubuh penderita menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin.
Hal ini mengakibatkan peningkatan kadar glukosa darah, sehingga terjadi kerusakan pada organ-organ tubuh.
Baca Juga: Omas Meninggal Dunia, Simak Profil dan Perjalanan Karier sang Komedian
Diabetes tipe 1 dikenal juga dengan diabetes autoimun.
Pemicu timbulnya keadaan autoimun ini masih belum diketahui dengan pasti.
Dugaan paling kuat adalah disebabkan oleh faktor genetik dari penderita yang dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan.
Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang lebih sering terjadi.
Diabetes jenis ini disebabkan oleh sel-sel tubuh yang menjadi kurang sensitif terhadap insulin, sehingga insulin yang dihasilkan tidak dapat dipergunakan dengan baik (resistensi sel tubuh terhadap insulin).
Sekitar 90-95% persen penderita diabetes di dunia menderita diabetes tipe ini.
Selain kedua jenis diabetes tersebut, terdapat jenis diabetes khusus pada ibu hamil yang dinamakan diabetes gestasional.
Diabetes pada kehamilan disebabkan oleh perubahan hormon, dan gula darah akan kembali normal setelah ibu hamil menjalani persalinan.
Gejala Diabetes
Diabetes tipe 1 dapat berkembang dengan cepat dalam beberapa minggu, bahkan beberapa hari saja.
Sedangkan pada diabetes tipe 2, banyak penderitanya yang tidak menyadari bahwa mereka telah menderita diabetes selama bertahun-tahun, karena gejalanya cenderung tidak spesifik.
Beberapa ciri-ciri diabetes tipe 1 dan tipe 2 meliputi:
- Sering buang air kecil, terutama di malam hari.
- Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.
- Terdapat keton dalam urine. Keton adalah produk sisa dari pemecahan otot dan lemak akibat tubuh tidak dapat menggunakan gula sebagai sumber energi.
- Pandangan kabur.
- Sering mengalami infeksi, misalnya pada gusi, kulit, vagina, atau saluran kemih.
- Mulut kering.
- Gatal-gatal.
- Mudah tersinggung.
- Munculnya bercak-bercak hitam di sekitar leher, ketiak, dan selangkangan, (akantosis nigrikans) sebagai tanda terjadinya resistensi insulin.
Beberapa orang dapat mengalami kondisi prediabetes, yaitu kondisi ketika glukosa dalam darah di atas normal, namun tidak cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai diabetes.
Seseorang yang menderita prediabetes dapat menderita diabetes tipe 2 jika tidak ditangani dengan baik.
Seseorang akan lebih mudah mengalami diabetes tipe 1 jika memiliki faktor-faktor risiko, seperti:
- Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes tipe 1.
- Menderita infeksi virus.
- Orang berkulit putih diduga lebih mudah mengalami diabetes tipe 1 dibandingkan ras lain.
- Bepergian ke daerah yang jauh dari khatulistiwa (ekuator).
Diabetes tipe 1 banyak terjadi pada usia 4-7 tahun dan 10-14 tahun, walaupun diabetes tipe 1 dapat muncul pada usia berapapun.
Sedangkan pada kasus diabetes tipe 2, seseorang akan lebih mudah mengalami kondisi ini jika memiliki faktor-faktor risiko, seperti:
1. Kelebihan berat badan.
2. keluarga dengan riwayat diabetes tipe 2. 3. aktif. Aktivitas fisik membantu mengontrol berat badan, membakar glukosa sebagai energi, dan membuat sel tubuh lebih sensitif terhadap insulin.
Kurang aktif beraktivitas fisik menyebabkan seseorang lebih mudah terkena diabetes tipe 2.
4. Usia. Risiko terjadinya diabetes tipe 2 akan meningkat seiring bertambahnya usia.
5. Menderita tekanan darah tinggi (hipertensi).
6. Memiliki kadar kolesterol dan trigliserida abnormal. Seseorang yang memiliki kadar kolesterol baik atau HDL (high-density lipoportein) yang rendah dan kadar trigliserida yang tinggi lebih berisiko mengalami diabetes tipe 2.
Komplikasi Diabetes
Sejumlah komplikasi yang dapat muncul akibat diabetes tipe 1 dan 2 adalah:
- Penyakit jantung
- Stroke
- Gagal ginjal kronis
- Neuropati diabetik
- Gangguan penglihatan
- Depresi
- Demensia
- Gangguan pendengaran
- Luka dan infeksi pada kaki yang sulit sembuh
- Kerusakan kulit akibat infeksi bakteri dan jamur
- Diabetes akibat kehamilan dapat menimbulkan komplikasi pada ibu hamil dan bayi. Contoh komplikasi pada ibu hamil adalah preeklamsia. Sedangkan contoh komplikasi yang dapat muncul pada bayi adalah:
- Kelebihan berat badan saat lahir.
- Kelahiran prematur.
- Gula darah rendah (hipoglikemia).
- Keguguran.
- Penyakit kuning.
Meningkatnya risiko menderita diabetes tipe 2 pada saat bayi sudah menjadi dewasa.
Diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah karena pemicunya belum diketahui.
Sedangkan, diabetes tipe 2 dan diabetes gestasional dapat dicegah, yaitu dengan pola hidup sehat. (*)