Lagi Viral! Bayi Usia 8 Bulan Jadi Korban Pertama yang Meninggal Karena Kondisi Covid-19 Langka, Kisahnya Justru Berhasil Selamatkan Puluhan Anak Lainnya

By Stylo Indonesia, Selasa, 23 Juni 2020 | 13:07 WIB
Lagi Viral! Bayi Usia 8 Bulan Jadi Korban Pertama yang Meninggal Karena Kondisi Covid-19 Langka, Kisahnya Justru Berhasil Selamatkan Puluhan Anak Lainnya (kolase mirror/kompas)

Stylo.ID - Virus corona sampai saat ini masih menjadi momok menakutkan bagi seluruh masyarakat dunia, termasuk Indonesia.

Tak sedikit yang korban jiwa yang meninggal karena penyakit menular ini.

Bahkan, virus corona ini tak memandang usia, mulai bayi hingga lansia bisa saja tertular oleh covid-19.

Belum lama ini, ada kasus terbari terkait virus corona yang tengah viral.

Bayi berusia 8 tahun jadi korban pertama yang meninggal dunia karena kondisi covid-19 langka.

Bayi tersebut adalah Alexande Parsons.

Bayi Alex, panggilan akrabnya, adalah seorang bayi berusia delapan bulan yang diyakini sebagai anak Inggris pertama yang dibunuh oleh PIMS-TS.

Baca Juga: Baru Berusia 40 Hari, Bayi di Pamekasan Jawa Timur Ini Tertular Corona dan Meninggal Gara-gara Digendong Penjenguk!

PIMS-TS adalah Paediatric Multisystem Inflammatory Syndrome Temporally Associated with Covid-19).

Di mana pada Mei 2020 lalu, bayi Alex meninggal dunia di pelukan ibunya setelah didiagnosis penyakit langka Kawasaki yang dihubungkan dengan virus corona (Covid-19).

Diketahui, penyakit Kawasakit adalah penyakit peradangan yang dapat menimbulkan komplikasi jangka panjang pada jantung.

Gejalanya mirip Covid-19 ditambah dengan ruam di seluruh tubuhnya.

Cerita bayi Alex pun viral di Inggris.

Sebab, ibunya, Kathryn Rowlands (29) berharap tidak ada lagi korban lagi seperti anaknya.

Dan benar saja.

Baca Juga: Lagi Viral: Pilu, Bayi PDP Meninggal Dunia Karena Tak Kuat Melawan Corona, Orangtuanya Kini Harus Terima Nasib Isolasi Diri di Kebun

Dilansir dari mirror.co.uk pada Minggu (21/6/2020), pasca cerita bayi Alex, 12 anak berhasil diselamatkan setelah orangtua meningkatkan kesadaran mereka tentang penyakit baru yang mematikan terkait dengan Covid-19.

Kerry Postlethwaite (37) termasuk di antara orangtua yang terkejut dengan kisah bayi Alex.

Menurut Kerry, selama dua hari putranya, Joseph (8) jatuh sakit dengan gejala yang mirip seperti bayi Alex.

“Joseph memiliki gejala mirip Covid-19 pada bulan Maret, tetapi gejalanya menghilang," cerita ibu tiga orang anak ini.

Beberapa hari setelah membaca kisah bayi Alex, anaknya menderita batuk dan suhu panas.

Selain itu, anaknya juga secara menderita sakit perut.

"Hari berikutnya Joseph mengalami ruam seperti terbakar matahari. Padahal ketika akan berenang, dia sudah diolesi tabir surya."

Baca Juga: Kabar Baik! Meski Masih Berusia 1 Tahun, Bayi di Solo Ini Berhasil Sembuh dari Corona Usai Dirawat 3 Minggu

Bayi usia 8 bulan ini meninggal karena kondisi Covid-19 langka. (kolase kompas/mirror)

Inilah yang membuat Kerry panik.

"Aku langsung menelpon rumah sakit dan memberitahunya gejala Joseph. Mereka langsung tanggap."

Joseph langsung dibawa ke Rumah Sakit Leicester di mana tes mengungkapkan salah satu arteri jantungnya meradang.

Kerry menambahkan: “Itu mengerikan."

"Joseph mengatakan rasa sakit di jantungnya membuatnya gila. Bahkan dia bertanya kepadaku, apakah dia akan mati."

"Aku mencoba untuk menahan air mata. Aku menciumnya dan mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja."

Dan pada akhirnya Joseph selamat. Dokter memberinya imunoglobulin, yang membantu menghancurkan virus.

Empat hari kemudian, Joseph diperbolehkan pergi dari rumah sakit.

Baca Juga: Baru 1 Hari Masuk Sekolah Kembali, Puluhan Siswa SD Langsung Positif Virus Corona Meski Sudah Jaga Jarak dan Pakai Masker!

Kasus anaknya membuat Kerry berterima kasih kepada keluarga bayi Alex.

"Saya akan selamanya berterima kasih kepada keluarga bayi Alex karena mereka berani membagiakn cerita anaknya. Karena itulah Joseph selamat."

Dilaporkan pasca kematian bayi Alex, ada 80 anak-anak Inggris berakhir dalam perawatan intensif dengan PIMS-TS

PIMS-TS sama seperti penyakit Kawasaki, di mana penyakit ini membakar pembuluh darah saat sistem kekebalan tubuh mengalami overdrive untuk melawan infeksi Covid-19.

Presiden dari Royal College of Paediatrics and Child Health, Profesor Russell Viner, sangat prihatin dengan munculnya kondisi yang ia tulis kepada NHS England pada hari ketika Alex meninggal.

Peringatan itu juga membantu dokter mendiagnosis Leia Godwin, yang menghabiskan empat minggu di rumah sakit setelah terkena penyakit itu.

Leia yang berusia enam bulan, mengalami suhu tinggi dan ruam, sementara kembarannya, Thea, tidak menunjukkan gejala sama sekali.

Tapi hasil tes menunjukkan Leia pernah mengalami virus corona.

Baca Juga: Digadang-gadang Mampu Lawan Virus Corona, Benarkah Obat Dexamethasone Ampuh Sembuhkan Pasien Covid-19?

Kini, para dokter di Rumah Sakit Anak Bahtera Nuh di Cardiff telah mengambil sampel darah untuk melakukan pengujian.

“Leia memiliki ruam pada kakinya dan saya pikir para dokter awalnya berpikir itu adalah meningitis," cerita Hannah Godwin (35) ibu Leia dan Thea.

"Tapi kemudian peringatan kisah bayi Alex dikeluarkan."

"Lalu dokter menghubungkan kasus Leia dengan kasus bayi Alex."

Sebanyak 200 anak-anak Inggris telah mengembangkan kondisi ini.

Imperial College London memeriksa 58 dan menemukan berbagai gejala mulai dari suhu tinggi dan sakit perut hingga konjungtivitis dan peradangan koroner.

Selain itu, semua anak muda demam. Dan lebih dari setengahnya mengalami ruam.

Sementara ibu bayi Alex, Kathryn, mengaku bahagia bahwa cerita anaknya bisa menyelamatkan nyawa anak-anak lain.

"Kami sangat bangga padanya," ucap Kathryn. (Nisa Stylo)

(*)

Artikel ini sudah tayang di Intisari-Online.com dengan judul Jadi Korban Pertama yang Meninggal Karena Kondisi Covid-19 Langka, Kisah Bayi Usia 8 Bulan Ini Berhasil Selamatkan Puluhan Anak Lainnya

Penulis: Mentari DP