Belajar Kembangkan Brand Kuliner Lokal dari Cokelat nDalem di WeLearn Online Training

By Nana Triana, Rabu, 20 Mei 2020 | 18:15 WIB
Ilustrasi Coklat (DOK. Shutterstock)

Stylo.ID – Dulu, ketika pergi ke Yogyakarta hanya ada tiga hal yang terpikir untuk dijadikan oleh-oleh. Bakpia, batik, dan gudeg. Namun kini, ragam oleh-oleh khas Yogyakarta terus berkembang. Salah satu oleh-oleh populer baru dari Yogyakarta adalah Cokelat nDalem.

Rasa yang disuguhkan sangat khas Indonesia. Mulai dari rempah seperti serai, jahe, dan cengkeh, hingga cabai dan mint. Kemasannya berdekorasi wayang seperti Bima, Wisanggeni, dan Gatotkaca.

Di balik hadirnya cokelat unik ini ada Meika Hazim. Ide awalnya adalah menghadirkan cita rasa Nusantara dalam sebuah batang cokelat. Ia berharap dalam sepotong cokelat yang diproduksinya konsumen dapat mengenal cita rasa khas Indonesia.

Sekaligus membayangkan indahnya Indonesia dan cerita-cerita tentangnya. Nama Cokelat Ndalem sendiri, menggambarkan bahwa cokelat ini dibuat dari hati, dari rumah hati (ndalem), sebagai tanda hati pula dari Yogyakarta.

Baca Juga: Jauh dari Kemiskinan, 6 Zodiak Ini Punya Bakat Bisnis yang Patut Diacungi Jempol!

“Saat hendak menciptakan suatu produk, kita selalu mencoba meriset terlebih dahulu rasa dan kemasannya seperti apa. Hal selanjutnya yang harus diperhatikan adalah promosi, pemasaran, dan pengembangan bisnisnya,” terang Meika Hazim, pada kesempatan wawancara dengan Stylo.Id, Sabtu (16/05/2020) seusai menjadi pemateri di Webinar WeLearn bertema Digital Marketing yang diinisiasi oleh UN Women. Pengalaman pribadinya merintis usaha ini pun ia bagikan dalam program yang diselenggarakan lewat webinar Zoom tersebut.

Perempuan yang kini juga tengah mengembangkan bisnis sociopreneur BoenBeans, produk cokelat yang dalam pembuatannya menggandeng para petani cokelat di Gunungkidul ini mengatakan merintis sebuah usaha memang tidak mudah. Ada banyak tahap yang harus dilalui.

Bagi Stylovers yang ingin menjadi pengusaha kuliner sukses, ia memberi beberapa tips.

1. Inovasi dan riset

Saat hendak membuat produk alangkah baiknya melakukan riset terlebih dahulu apakah target pasar yang kita sasar menyukai produk tersebut atau tidak.

Baca Juga: Suka Berbagi, Inilah 3 Zodiak Paling Loyal yang Cocok Dijadikan Sahabat

“Jangan membuat produk dilandasi karena saya suka akan tetapi bagaimana menciptakan produk apa yang konsumen suka, karena saat kita hendak menjual suatu produk kita harus melakukan riset market terdahulu karena belum tentu produk kita akan laku dijual,” ujar Meika

2. Pemanfaatan media sosial dan E-commerce

Ia memanfaatkan media sosial dan situs e-commerce untuk menjangkau pelanggan. Agar dikenal orang, sejumlah promosi kreatif dilakukan. Misalnya saja tagar #serangancoklat1maret yang pernah ia buat.

“Dengan memanfaatkan konten menarik di Instagram dan mempelajari pemasaran lewat e-commerce sekarang ini kami mulai mendapatkan hasil cukup memuaskan,” ucapnya.

3. Mendengarkan masukan konsumen

Jika komplain diatasi dengan baik, tentunya konsumen merasa senang dengan pelayanan dan tidak akan bosan dengan produk Anda. Tidak hanya itu adanya kritik dan saran membuat kita bisa mengembangkan produk ke arah lebih baik lagi.

Baca Juga: Cari Tahu Kepribadian Seseorang Melalui Bentuk Wajah, Kamu yang Mana Nih?

“Jangan baper ketika menerima masukan dari konsumen, karena konsumen akan memberikan masukan misalnya dari rasanya kurang oke, packaging kurang menarik atau berbagai masukan lainya, sebenarnya itu harus diterima sebanyak banyaknya sehingga kita bisa melakukan pengembangan yang diinginkan oleh konsumen,” tambah Meika Hazim.

4. Pisahkan keuangan pribadi dan perusahaan

Jangan mencampurkan keuangan pribadi dan keuangan perusahaan sebab bila manajemenya tidak tertata dengan baik bukan tidak mungkin uang perusahaan akan habis karena digunakan kebutuhan pribadi dan perusahaan berhenti beroperasi karena kehabisan modal.

5. Konsisten

Membangun sebuah bisnis itu tidak lah mudah, karena saat membangun bisnis penuh ketidakpastian, maka dari itu kita harus memiliki tujuan yang jelas, realistik, spesifik, terukur, dan mempunyai dimensi waktu yang jelas.

“Jangan putus asa karena saat pertama kali kita terjun berwirausaha memperkenalkan produk itu tidak mudah butuh kerja keras, semangat dan konsistensi karena kita tidak akan pernah tahu keberuntungan kita datang kapan,” beber perempuan yang pernah menjajal peruntungan sebagai penyiar TVRI Jogja.

Baca Juga: Akibat Pandemi Covid-19, Sri Mulyani Cetuskan Skenario Terberat Perekonomian Indonesia, Seperti Apa?

Selain itu, jika kamu memiliki usaha yang tengah berkembang sebaiknya mulai pikirkan untuk membuat tim karena tidak semuanya bisa dilakukan sendirian.

“Membangun tim yang solid sangat berguna dalam mengembangkan usaha serta bisa mengevalusi setiap terjadinya kesalahan sehingga kita bisa terus menjaga kualitas pelayanan dan produk yang kita berikan kepada konsumen,” tutup Meika Hazim.

Meika Hazimmembuktikan bahwa perempuan juga bisa piawai mengatur usaha. Perempuan punya kesempatan yang terbuka lebar untuk mandiri secara finansial dengan berwirausaha.

Saat ini beragam ilmu mengenai kewirausahaan dapat diperoleh melalui platform WeLearn yang diinisiasi oleh UN Women dan didukung oleh Sunlight - Unilever.

Baca Juga: Pangling Banget! Nagita Slavina Tampil Memesona dalam Balutan Turban Kala Dijepret Rio Motret

WeLearn adalah platform pembelajaran online yang dapat diakses gratis, di mana saja dan kapan saja. WeLearn memberikan kesempatan setara bagi perempuan untuk meningkatkan kemampuan berwirausaha.

Berbagai materi kursus mulai dari kesiapan memulai usaha, digital marketing, sampai mengelola keuangan usaha telah tersedia di platform WeLearn. Daftar sekarang di welearn.unwomen.org