“Jadi kalau ada yang ingin berdonasi untuk rumahsakit dan yang diminta atau dibutuhkan adalah dalam bentuk APD, maka saya menjembatani keduanya,” ujar Pinky.
Hingga kini, APD hasil produksinya telah terdistribusi di beberapa rumahsakit di Semarang, Tegal, bakhan Bali.
Dalam memproduksi masker maupun APD, Pinky tidak mengambil keuntungan sama sekali.
Hasil penjualannya semata untuk pendapatan para penjahit, supaya mereka tetap mendapatkan penghasilan selama masa pandemi ini. Secara pribadi, ia ikut senang menjadi bagian dalam melawan pandemik ini.
Disamping misi kemanusiaan, Pinky mengatakani bahwa kedepannya masker akan menjadi gaya hidup.
Baca Juga: Kemegahan Busana Couture Rancangan Andreas Lim Bertajuk Hjørdis di 23 Fashion District, Bandung
Yang mana masker tidak hanya berfungsi sebagai pelindung dari virus, kuman, debu dan asap, tetapi juga harus terlihat modis untuk menunjang penampilan.
Dalam waktu dekat, pemilik Lembaga Pengajaran Tata Busana (LPTB) Susan Budihardjo Semarang tersebut akan mengeluarkan koleksi set masker dan busana yang senada. Ia menyebutnya sebagai “Masker in Fashion”.
“Pesan saya buat Lebaran nanti, tidak harus baju baru sekeluarga, tapi maskernya kembar sekeluarga, sehingga terlihat kompak dan bagus kalau difoto,” ujarnya.(*)