Stylo.ID - Pandemi virus Corona masih menjadi momok di berbagai belahan dunia, tak terkecuali Indonesia.
Seperti yang diketahui, pandemi virus corona ini telah melumpuhkan berbagai sektor perekonomian sehingga memicu terjadinya krisis pangan di berbagai negara.
Maka dari itu, kini pemerintah Indonesia sedang fokus pada sektor pangan.
Namun sayangnya, Presiden Joko Widodo telah mengumumkan secara langsung kabar buruk soal defisit kebutuhan daerah.
Jokowi tentu tidak ingin ketersediaan bahan pokok masyarakat terganggu.
Ia sampaikan dalam rapat terbatas di Istana Bogor melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden pada Selasa (28/04).
Jokowi juga meminta jajarannya khususnya Menteri Pertanian untuk mempertimbangkan kemungkinan yang terjadi.
Melansir gridhype.id, "Oleh sebab itu yang pertama saya ingin agar dilakukan hitungan yang cepat terhadap kebutuhan bahan pokok setiap daerah setiap provinsi agar dihitung mana provinsi yang surplus mana provinsi yang defisit," jelasnya.
Sejumlah daerah alami defisit
Orang nomor satu di Indonesia itu kemudian menjelaskan daerah-daerah yang mengalami defisit bahan pokok.
Seperti misalnya untuk stok beras, menurut Jokowi mengalami defisit pada 7 provinsi.
Baca Juga: Ternyata Inilah Tips Menjalankan Puasa Saat Pandemi Covid-19
Hal itu menjadi pertimbangan tersendiri mengingat beras merupakan bahan makanan utama.
Selain itu, stok minyak goreng diperkirakan mengalami defisit di semua provinsi di Indonesia.
"Dan laporan yang saya terima untuk stok beras defisit di 7 provinsi, stok jagung defisit di 11 provinsi, kemudian stok cabai besar defisit di 23 provinsi, stok cabai rawit defisit di 19 provinsi, stok bawang merah juga diperkirakan di 1 provinsi dan stok telur ayam defisit di 22 provinsi," jelasnya.
"Stok untuk minyak goreng diperkirakan cukup untuk 34 provinsi, tetapi untuk stok gula pasir diperkirakan defisit di 30 provinsi dan stok bawang putih defisit di 30 provinsi," sambungnya.
Maka dari itu, Jokowi meminta jajarannya untuk segera mengambil langkah cepat, yakni bisa manfaatkan daerah yang mengalami surplus untuk bisa menutup daerah lain yang mengalami defisit.
Baca Juga: Wajib Waspada dan Siap Hadapi Puncak Pandemi, Ketahui Kelemahan Virus Corona Untuk Cegah Penularan
Dirinya mengingatkan untuk pendistribusian tetap bisa berjalan meski di tengah penerapan PSBB maupun larangan mudik.
"Pastikan distribusinya baik, sehingga daerah yang mengalami defisit kebutuhan pokoknya dapat disuplay melalui distribusi dari daerah yang surplus," kata Jokowi.
"Oleh sebab itu, transportasi distribusi pangan antar provinsi antar wilayah antar pulau tidak boleh terganggu, saya akan cek terus karena dengan penerapan PSBB dari beberapa provinsi, beberapa kabupaten kota memang saya mendengar satu dua yang sudah mulai terganggu terutama berkaitan dengan transportasi pesawat," pungkasnya.
Meski begitu, sejumlah daerah terus gencar membagikan sembako di tengah wabah corona.
Salah satunya adalah Pemerintah di DKI Jakarta.
Pembagian paket sembako ini pun sudah dilakukan disejumlah kelurahan di Jakarta.
Bahkan hingga hari ke-9 PSBB, lebih dari 300.000 paket sembako sudah diterima warga.
Memasuki hari kesembilan pendistribusian bantuan sosial, Pemprov DKI Jakarta telah menyalurkan 300.813 paket sembako kepada warga Jakarta.
Adapun ratusan ribu paket sembako itu diberikan kepada warga miskin dan rentan miskin terdampak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Khusus hari ini, pendistribusian paket sembako dilalukan di 26 kelurahan yang ada di Jakarta.
Puluhan kelurahan itu tersebar di Jakarta Timur, Jakarta Selatan dan Jakarta Barat.
"Total paket yang didistribusikan hari ini ada 89.527 paket," ucap Koordinator Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi DKI Jakarta Ani Ruspitawati, Sabtu (18/4/2020). (*) Clara Stylo
Baca Juga: Menakjubkan! Inilah 15 Negara yang Tidak Terkena Corona, Salah Satunya Korea Selatan!
Artikel ini telah tayang di GridStar.id dengan jdul "Kabar Buruk di Bulan Puasa! Presiden Jokowi Umumkan Indonesia Alami Defisit Pangan di Tengah Pandemi Covid-19, Inilah Sederet Bahan Pokok Makanan yang Terjadi Kekurangan di Beberapa Daerah",
Penulis : Yulia Susanti