"Selama dekade terakhir, mereka mengklaim tidak memiliki pasien yang hidup dengan HIV/AIDS, sebuah angka yang tidak masuk akal. Kami juga tahu bahwa pada 2000-an, mereka menekan bukti serangkaian wabah," ujar McKee.
Banyak orang di Turkmenistan bahkan takut mengungkapkan kemungkinan sudah adanya Covid-19 di negara tersebut.
"Kenalan saya yang bekerja di sebuah agen negara mengatakan, seharusnya tidak bercerita bahwa virus corona ada di sini atau saya dengar informasi tersebut, kalau tidak, saya akan mendapatkan masalah," ujar seorang warga di ibu kota Ashgabat.
Namun, otoritas Turkmenistan sedang berupaya mengatasi kemungkinan wabah akan masuk dalam negaranya.
Baca Juga: Jangan Diremehkan! Ahli Kesehatan Ungkap Pola Baru Penularan Virus Corona yang Harus Diwaspadai
Bekerja sama dengan badan PBB
Lihat Foto Kaum pemuda mengisi jeriken dengan air di Ouesso, Republik Kongo.
Sebagian besar orang di negara Afrika tengah hidup dalam kemiskinan dan memiliki sedikit persediaan medis atau sanitasi, tetapi masih harus menghadapi ancaman virus corona.
(Joyce Samoutou-Wong) Berkoordinasi dengan badan-badan PBB, Pemerintah Turkmenistan mendiskusikan rencana aksi.
Koordinator Residen PBB, Elena Panova, menyampaikan, rencana ini termasuk koordinasi tingkat negara, komunikasi risiko, investigasi kasus, diagnostik laboratorium, dan langkah-langkah lainnya.
Ketika reporter BBC menanyakan kepada Panova, apakah PBB memercayai angka resmi yang menunjukkan Turkmenistan tidak memiliki kaus Covid-19 yang dikonfirmasi, Panova menghindari memberikan jawaban langsung.