Stylo.ID - Semua orang di seluruh dunia kini tengah was-was dan takut akan bahaya dari pandemi wabah virus corona.
Dilansir Stylo.ID dari Kompas.com, lebih dari 202.000 orang, tepatnya 202.864, korban meninggal karena pandemi Covid-19 terjadi di seluruh dunia.
Bahkan di Indonesia telah tercatat sebanyak 8.607 kasus pasien positif virus corona, dengan 720 orang meninggal dunia dan 1.042 pasien dinyatakan sembuh.
Meski begitu, kini ada kabar baik tentang penemuan obat virus corona.
Uji klinis obat Covid-19 rencana akan dilaksanakan di 22 rumah sakit di Indonesia yang mengikuti program Solidarity Trial oleh WHO.
Solidarity Trial merupakan program WHO yang melibatkan lebih dari 100 negara untuk uji klinis terhadpa 4 obat demi menangkal wabah virus corona.
Keempatnya termasuk obat remdevisir, lopinavir/ritonavir, gabungan lopinavir/ritonavir ditambah interferon beta 1a, dan chloroquine/hydroxychloroquine.
Adapun semua obat akan disediakan oleh WHO dengan Kementerian Kesehatan sebagai koordinator penelitian.
Baca Juga: Orgasme Bagi Perempuan Ternyata Bisa Bikin Wajah Makin Awet Muda, Nggak Usah Malu!
Plt Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Prof Dr Abdul Kadir mengatakan Indonesia menjadi negara keenam yang telah memulai pelaksanaan studi ini.
Diharapkan melalui pengujian ini bisa mempercepat penemuan obat untuk Covid-19.
"Solidarity Trial ini dilaksanakan dalam skala besar untuk menghasilkan bukti data yang kuat, dan kita butuhkan untuk menunjukkan obat mana yang paling aman dan efektif,” kata dia seperti dalam rilis di laman resmi Kemenkes, Kamis (23/04).
Sementara itu, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan Dr Irmansyah mengatakan ada 22 rumah sakit yang siap ikut program ini.
“Kalau kita perhatikan 22 rumah sakit tadi adalah kombinasi dari rumah sakit-rumah sakit vertikal maupun rumah sakit daerah dan juga RS swasta, RS universitas dan ada RS yang ada di bawah TNI AU. Jadi RS ini kita anggap sebagai batch pertama yang akan terlibat dalam penelitian Solidarity Trial,” ujar Irmansyah.
Adapun RS yang menyatakan diri siap bergabung dalam Solidarity Trial WHO adalah sebagai berikut: 1.) RSPI Prof. Sulianti Soeroso, Jakarta, 2.) RSUP H. Adam Malik, Medan, 3.) RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung, 4.) RSUP Dr. Soetomo, Surabaya, 5.)RS Univ. Udayana, Bali, 6.) RSUP Dr. Kariadi, Semarang, 7.) RSUD Ambarawa, Semarang, 8.) RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, 9.) RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, 10.) RSUD Dr. Moewardi, Solo, 11.) RSUP Persahabatan, Jakarta, 12.) RSUP Prof. Dr. Kandou, Manado, 13.)RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar, 14.) RSJ Prof. Soerojo, Magelang, 15.) RSUP Dr. M. Djamil, Padang, 16.) RS Univ. Airlangga, Surabaya, 17.) RSUD Arifin Achmad, Pekanbaru, 18.) RSUD Dr. Achmad Mochtar, Bukit Tinggi, 19.) RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang, 20.) RS YARSI, Jakarta, 21.)RSPAU Dr. Esnawan Antariksa, Jakarta, 22.) RSUP Sanglah, Bali.
Saat ini obat untuk penelitian telah didistribusikan ke 8 rumah sakit.
Lima di antara rumah sakit tersebut telah siap melaksanakan pengujian dengan pengelompokan 3 kelompok terapi yakni kelompok yang diberikan Hydroxychloroquine, kelompok dengan lopinavir/ritonaviraluvia, dan kelompok pengobatan standar pelayanan Rumah Sakit.
Rumah Sakit yang telah siap maka bisa melakukan perekrutan partisian dan randomisasi.
“Saya baru saja mendapatkan informasi bahwa perekrutan pasien pertama sudah dilakukan di RS Wahidin Sudirohusodo,” katanya lagi.
Launching Solidarity Trial di Kementerian Kesehatan sendiri dilaksanakan melalui video konferensi Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan.
Ikut serta dalam launching tersebut perwakilan WHO Indonesia, BPOM, Unit Utama di Kementerian Kesehatan, para peneliti dan beberapa Rumah Sakit yang menjadi tempat pelaksanaan penelitian. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Uji Klinis Obat Covid-19 Dilaksanakan di 22 Rumah Sakit di Indonesia, Simak Informasi Berikut