Ia melaporkan: "Saat itu kami sudah sangat berhati-hati dan mengenakan masker M95.
"Namun aku segera sadar jika kami tidak mengenakan kacamata pelindung."
Ia juga mengatakan adanya gejala mata merah setelah ia kembali ke Beijing, dan tiga jam kemudian ia mulai mengalami demam dan hidung tersumbat akibat ingus yang parah.
Awalnya, ia mengira ia sakit flu karena ia belum pernah melihat pasien Wuhan menderita dari hidung tersumbat sebelumnya.
Namun selanjutnya obat flu tidak berhasil mengobatinya, dan saat diuji tes corona, ia positif mengidap penyakit tersebut.
Ia menduga, virus tersebut masuk ke tubuhnya melewati matanya.
Itu penjelasan paling masuk akal baginya.
Kini, seorang ahli Komisi Kesehatan China Li Lanjuan mengatakan staff yang akan menangani langsung pasien virus corona harus menggunakan kacamata pelindung.
Namun orang lain cukup mengenakan masker wajah.
Jika dibandingkan dengan virus SARS, dilansir dari CNN ilmuwan menyatakan jika tingkat infeksi virus ini tidak sekuat SARS.
Namun setiap harinya jumlah orang yang terinfeksi semakin meningkat.
Studi oleh para ilmuwan di Inggris mengestimasi jumlah infeksi di Wuhan masih diremehkan, dengan jumlah kasus aktual mencapai angka 4000 per 18 Januari 2020, dan didasarkan pada penyebaran virus di kota dan negara lain dengan waktu yang terbilang cepat.
SARS telah menginfeksi lebih dari 8000 orang dan membunuh 774 dalam pandemik di wilayah Asia selama 2002 dan 2003.
David Heymann, ketua komite WHO yang menangani kasus ini mengatakan jika virus menyebar lebih mudah dari satu manusia ke manusia daripada yang sebelumnya diperkirakan. (*) Dinda Stylo.
Artikel ini telah tayang di Intisari.ID dengan judul "Misteri Mengapa Virus Corona Menyebar dengan Cepat Kini Terkuak, Ahli Ungkapkan Penyebarannya Cukup Lewat Indra Manusia, Simak Penjelasan Selengkapnya" Penulis: Maymunah Nasution