Hati-hati! Bersepeda Bisa Picu Masalah Organ Intim Hingga Gangguan Seks Pada Wanita

By None, Selasa, 7 April 2020 | 17:25 WIB
Hati-hati! Bersepeda Bisa Picu Masalah Organ Intim Hingga Gangguan Seks Pada Wanita (Pinterest)

Stylo.ID - Bersepeda menjadi salah satu olahraga yang cukup banyak digandrungi.

Yap, tren bersepeda memang bisa jadi alternatif yang menyenangkan untuk berolahraga.

Beberapa orang juga kerap menjadikan sepeda sebagai alat transportasi sehari-hari.

Baca Juga: Rutin Berhubungan Intim Setiap Minggu Dapat Menunda Menopause? Simak Penjelasan Pakar!

Namun, siapa sangka nih, Stylovers, kalau ternyata bersepeda juga dapat memiliki risiko bagi organ intim wanita hingga bahkan menyebabkan gangguan seks?

Seperti yang dilansir Stylo.ID dari Kompas.com, salah satu keluhan yang lazim ditemui setelah bersepeda adalah ‘sensasi terbakar’ pada vagina.

Pradnya Pisal, konsultan ginekologi di London Gynecology mengatakan, semua pesepeda, pria atau pun perempuan, akan merasakan ketidaknyamanan pada organ intim mereka.

“Bagi pesepeda perempuan, masalah yang paling sering terjadi adalah iritasi dan infeksi vagina, infeksi kulit dan saluran kemih, kulit mati rasa, serta pembesaran labial,” kata Pradnya.

Setiap pengendara sepeda akan merasakan tekanan di jok ketika bersepeda dalam jangka waktu yang lama.

Baca Juga: Masturbasi dan Hubungan Intim Ampuh Tingkatkan Imunitas untuk Lawan Virus Corona, Eits Tapi Simak Dulu Syaratnya!

Menurut Cycling UK, ketika seorang perempuan duduk di atas sepeda, bagian vulva, sesuatu yang sama sekali tidak dirancang untuk menahan beban setidaknya menahan 40 persen berat badan.

Risiko dari situasi itu bukan hanya rasa sakit.

Pradnya mengatakan tekanan pada vulva dapat menyebabkan labia menjadi bengkak dan tampak lebih besar.

"Beberapa perempuan yang sudah memiliki labia asimetris atau membesar bisa memperburuk kondisinya,” kata Pradnya lagi.

Cara menghindari risiko

Salah satu cara yang dilakukan pesepeda perempuan untuk menghindari resiko tersebut adalah memilih celana khusus yang nyaman saat bersepeda.

Phil Burt, kepala fisiologi di British Cycling, menyarankan agar pembengkakan labia dikonsultasikan ke dokter.

"Memang ini cukup pribadi untuk dibicarakan, tapi perlu ditangani sesegera mungkin,” ujar Phil.

Baca Juga: Seksi Banget! Intip Tampilan Nikita Willy Saat Pole Dance Cuma Pakai Bra Ketika Karantina di Rumah

Masalah lain adalah mati rasa pada vagina.

Pada tahun 2006 ada sebuah hasil studi dari para peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Yale dan dipublikasikan di Journal of Sexual Medicine.

Dalam penelitian itu ditemukan,bersepeda lebih dari 160 kilometer dalam satu pekan bisa menyebabkan penurunan pada sensitivitas organ intim.

Temuan tersebut juga menunjukkan, peningkatan rasa sakit dan mati rasa akan memicu disfungsi seksual, yang artinya kemampuan orgasme menurun.

Bahaya infeksi pada organ kewanitaan yang juga ditemui adalah thrush, infeksi jamur.

Baca Juga: 4 Zodiak yang Punya Hasrat Seksual Tinggi dan Hebat di Ranjang! Kekasih Kamu Juga Nggak Nih?

Gejalanya antara lain rasa terbakar saat buang air kecil atau nyeri saat bercinta.

Secara umum infeksi ini mudah diobati, tapi dalam beberapa kasus perlu dikonsultasikan dengan dokter ginekologi.

Infeksi lain yang bisa disebabkan oleh bakteri jahat adalah infeksi saluran kemih, atau sistitis.

Infeksi ini menyebabkan rasa sakit, sensasi terbakar, dan menyengat saat buang air kecil.

Lalu, jika sistitis yang tidak diobati dapat menyebabkan infeksi ginjal yang serius.

Tapi, semua risiko itu bisa dicegah.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meminimalkan gangguan organ intim.

Posisi bersepeda adalah kuncinya, dengan menjaga postur tetap tegak bisa mencegah pembengkakan.

Baca Juga: Terungkap! Kisah Lady Diana 7 Tahun Tanpa Hubungan Seks dengan Pangeran Charles

Selain itu, pilihlah sadel yang tepat jika memang ingin bersepeda rutin.

Lalu, jangan segan berinvestasi untuk celana khusus untuk bersepeda. (*) Dinda Stylo.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hati-hati, Bersepeda Bisa Picu Problem Seksual Pada Wanita" Penulis: Glori K. Wadrianto