Echi Pramitasari: Model Cantik Penyandang Disabilitas yang Sukses Jadi Inspirator #InspirasiCantik

By Livia, Jumat, 6 Desember 2019 | 18:06 WIB
Echi Pramitasari: Model Cantik Penyandang Disabilitas yang Sukses Jadi Inspirator #InspirasiCantik (dokumentasi pribadi)

 

Stylo.ID – Berpendidikan dan memiliki sejuta cita-cita merupakan kesan pertama yang begitu kental terasa ketika kita bertemu seorang Echi Pramitasari.

Dengan segala keterbatasan, Echi terus melaju menjadi sosok muda sukses yang patut diapresiasi perjuangannya.

Begitu kagum rasanya Styloteam mendengar setiap jengkal demi jengkal perjalanan cerita Echi hingga di posisi sekarang ini.

Lahir di Tanjung Karang Bandar Lampung pada tanggal 17 juni, saat ini Echi sedang menyelesaikan kuliahnya di Universitas Mercu Buana jurusan Ekonomi dan Bisnis.

Selain itu, Echi juga bekerja sebgai staff di KOMINFO untuk satuan kerja badan penelitian dan pengembangan SDM.

Echi masih menyempatkan diri mengajar TIK untuk masyarakat, teman-teman disabilitas dan menghadiri undangan di beberapa acara sebagai pembicara dan sosok inspiratif yang berkaitan dengan disabilitas

Dari sudut meja redaksi Stylo Indonesia, Livi Stylo mendengarkan kisah #InspirasiCantik yang sekali lagi layak untuk didengar dan bahkan dibagikan kepada khalayak soal kehebatan Echi Pramitasari yaitu model penyandang disabilitas untuk meraih mimpinya.

Baca Juga: Inneke Chandra: Menyempurnakan Kecantikan dengan Keterbatasan Sebagai Makeup Artist Penyandang Disabilitas #InspirasiCantik  

Semua baik-baik saja Sampai Kondisi Mati Rasa Itu Tiba...

Profil Echi Pramitasari (dokumentasi pribadi)

Tak pernah terpikirkan di benak Echi suatu hari akan menjadi seorang disabilitas dari seseorang yang terlahir normal.

Echi lahir dengan normal hingga suatu hari saat kelas 3 SMA di usianya yang 17 tahun mengalami kecelakaan saat menaiki sepeda motor di Bandar Lampung, kota kelahirannya.

Echi pun langsung dilarikan ke Rumah Sakit Swasta yang kemudian dirinya dirujuk ke RSCM untuk mendapatkan perawatan intensif karena mengalami cidera di bagian tukang belakang.

Oleh dokter, Echi didiagnosis mengalami Paraglepia yang mengakibatkan dua alat geraknya yaitu bagian kakinya mengalami hambatan. Dari cedera itu kaki Echi tidak dapat digerakan lagi. Echi pun mengaku mengalami mati rasa di sekujur kakinya.

Kini terdapat cincin yang dipasang di tulang punggungnya yang tertanam seumur hidup untuk menopang alat geraknya. Echi pun terpaksa harus menggunakan kursi roda untuk membantunya bergerak dan beraktivitas.

 Baca Juga: Hasniah: Menjalani Takdir dengan Bahagia Sebagai Makeup Artist Penyandang Disabilitas #InspirasiCantik

Diselimuti Kesedihan Seperti Hilang dan Tidak Ada Harapan

Potret Echi (dokumen pribadi)

Selepas kecelakaan dan menjalani pengobatan sebulan lamanya di RSCM, Echi memutuskan kembali melanjutkan pendidikannya di sekolah.

Kesedihan yang teramat sangat mulai dirasakan Echi karena ia tidak memiliki aktivitas di rumah maupun di luar rumah.

“Aku harus menjalani penyembuhan bertahap, bahkan untuk rebahan saja di tempat tidur aku harus dibantu. Untuk melakukan sesuatu aku tidak bisa sendirian karena membutuhkan bantuan dari orang lain,” kenang Echi saat itu.

Tak berhenti di perasaan kalut yang kian membesar, batin Echi pun menjerit karena sikap putus asa yang perlahan mulai menyelimuti hatinya.

“Aku sempat berada di titik bertanya ‘apakah aku sudah tidak bermanfaat lagi bagi orang lain, karena aku harus selalu bergantung kepada orang lain, lalu bagaimana jika mereka nanti tidak ada lagi untuk aku sedangkan hidupku sebagian dihabiskan di tempat tidur,” cerita Echi penuh haru kepada Livi Stylo.

 Baca Juga: Maisty Akhdaniyah: Pulasan Kreasi Makeup Penuh Cinta dari Kursi Roda #InspirasiCantik

Perlahan Namun Pasti, Harapan Baru Mulai Muncul Saat Ikhlas Menerima Kondisiku

Ketika proses istirahat dan pemulihan fisik di rumah, orang tua tidak mau Echi berhenti mengejar cita- cita dan berusaha mendapat informasi dari kenalan yang memiliki anak disabilitas dan bisa survive dengan pekerjaan.

Apalagi diakui Echi yang menjadi beban adalah karena ia merupakan anak pertama yang tentunya juga menjadi masa depan keluarga serta panutan bagi adik-adiknya.

Echi pun mulai berpikir dan merenung kenapa seperti dia saja bisa kenapa aku tidak bisa, mata Echi terbuka dan jadi semangat lagi dan memulai kehidupan sebagai disabilitas yang mandiri.

Mendengar cerita dari anak disabilitas teman ibunya, dia menyarankan untuk Echi harus bisa mandiri untuk diri sendiri.

“Beruntungnya, orang tua dan keluarga adalah orang yang tidak pernah berhenti mendukung dan meyakinkan kalau aku masih Echi yang dulu. Orangtua juga tak pernah membedakan aku. Sehingga aku semakin merasa bisa mengejar mimpi dan menjadi manfaat bagi orang lain,” tutur Echi kepada Livi Stylo.

 Baca Juga: Stefani Kurniati: Berjuanglah Demi Kebahagiaan Dirimu Sendiri! #InspirasiCantik

Aku Menjadi Echi yang Baru

Echi Pramitasari dan teman-teman ketika melakukan sesi foto (dokumen pribadi)

Perubahan paling terlihat setelah Echi mulai ikhlas menerima kondisinya adalah ia lebih terbuka dengan segala hal.

Keinginan Echi adalah bahwa penyandang disabilitas bukan untuk dikasihani tetapi harus dirangkul bersama dan diperlakukan setara dengan orang normal lainnya. Echi pun menyadari bahwa dengan menjadi disabilitas ia semakin tahu bahwa masih ada banyak hal yang diperlukan dan masih bisa dilakukan untuk meneruskan hidup dan mendapat kebahagiaan.

“Dengan menjadi disabilitas aku dapat berpikir dari dua sisi yang berbeda. Akhirnya aku sampai kepada prinsip bahwa ini sudah jalan terbaik dari Tuhan. Ibarat naik kelas, aku yakin ini adalah ujian yang disiapkan Tuhan agar semakin bersyukur dan dekat dengannya,”

 Baca Juga: Putri Jokowi Kahiyang Ayu Pakai Busana Serba Hitam dan Tas Branded Saat Fashion Show Ivan Gunawan, Tampilannya Justru Curi Perhatian!

Prestasi Mulai Mengiringi Langkahku….

Prestasi demi prestasi mulai diraih oleh Echi secara perlahan. Yap, contoh paling nyata ialah ketika ia bisa mewakili Indonesia untuk berkompetisi di luar negeri dalam bidang IT dan mendapatkan Juara 3.

Kemudian, ia pun ditunjuk sebagai model Jakarta Fashion Week dan Jakarta Modest Fashion Week untuk mewakili rekan sesama penyandang disabilitas di ajang mode terbesar di Indonesia tersebut.

Bicara soal penampilan gaya fashion dan makeup, Echi pun mengaku tetap memiliki selera sendiri. Sebagai penyandang disabilitas, Echi ternyata menyukai gaya makeup natural serta pilihan busana kasual dan chic yang tetap terkesan santai dan nyaman. 

“Buat aku, fashion dan makeup sangat penting banget dan tidak bisa dipisahkan. Sebagai seorang penyandang disabilitas, kita juga tidak boleh cuek dan harus peduli dengan penampilan agar tetap terlihat cantik dan rapi,” ujar Echi.

Tak heran, Echi pun berhasil menjadi salah satu model yang ditunjuk oleh British Council dalam berbagai pemotretan untuk sejumlah merek lini busana. 

Tidak cukup sampai di situ saja, Echi juga pernah ditunjuk untuk mengikuti Global IT Challenge di Korea yang mana merupakan perlombaan IT se-Asia Pasifik sebagai perwakilan anak Indonesia Disabilitas yang meraih juara 3. 

Prestasi lainnya, yakni Echi diundang sebagai trainer dari KOMINFO dalam pembukaan penerimaan pegawai serta perwakilan nasional. Ia pun hadir di acara international conference di Bali mengenai kesehatan reproduksi dan hak-hak penyandang disabilitas. 

Pada tahun 2018 lalu, Echi juga mengikuti studi program ke Korea sebagai delegasi untuk belajar mengenai isu-isu disabilitas di Korea. 

Echi pun berkesempatan berpidato menceritakan isu-isu disabilitas di Indonesia yang bertempat di gedung parlemen Korea.

Baca Juga: Karya Desainer Indonesia Merambah ke Pasar Eropa di Fashion Show LA MODE Sur La Seine à Paris

#InspirasiCantik Bagi Echi Pramitasari

Pengalaman Echi mengikuti fashion show dalam pagelaran British Council (dokumen pribadi)

Menurut Echi ketika menghadapi sebuah masalah kita punya Tuhan yang tahu masalah kita akan membuat kita menjadi dewasa dan hal yang baik untuk kita dan tidak ada cobaan yang  melebihi kapasitas kita dan ada makna yang bisa kita ambil.

“Kita tidak sendirian kita punya keluarga yang support dan sayang sama kita, berhenti untuk merasa kawatir jalanin hidup bahagia dan tetap jadi diri sendiri bukan karena untuk orang lain tidak pandang sebelah mata dan lakukan semua hal yang kita bisa dan mampu dan peduli dengan hal- hal lain di sekitar kita,” tutur Echi.  

Intinya jangan pernah takut untuk mencoba karena kita tak akan pernah tahu batas kita sampai mana.

Lakukan yang terbaik untuk diri sendiri bukan untuk orang lain maka kita ga akan pernah merasa kecewa.

“Aku, kamu dan kita semua sama kita versi terbaik dari Sang Pencipta. Maka, jadilah diri sendiri dan cintai diri kita sendiri. Kita hanya butuh penerimaan dari diri kita sendiri dan nggak akan pernah merasa kecewa dan pasti akan merasakan hal positif terjadi dalam hidup,” pesan Echi kepada Stylovers. 

Bagi kamu yang juga ingin berbagi kisah atau cerita inspiratif lainnya dan ingin menularkan semangat positif kepada Stylovers lainnya, kamu boleh mengirimkan email ke stylo@gridnetwork.id atau DM ke Styloteam di Instagram @stylo.indonesia ya.

Dengan senantiasa Styloteam akan bantu kamu membagikan semua hal positif bagi banyak orang.

Jangan takut untuk menjadi diri sendiri selama itu positif dan dapat membantu orang lain untuk berkembang.

Karena #KarenaSemuaBisaCantik adalah milik kamu, milik kita dan mlik semua wanita di dunia ini. Semangat ya Stylovers! (*)

*Editor: Ridho Nugroho