Stylo Indonesia - Keterbatasan fisik tak membuat seseorang harus mengurungkan cita-citanya.
Hal ini dibuktikan dalam ajang yang bertajuk Harmoni Inklusif, sebuah acara yang menjadi wadah bagi para disabilitas untuk menunjukkan bakatnya di dunia modeling dan melenggang di panggung fashion show.
Ajang ini memberikan ruang dan apresiasi bagi para disabilitas untuk terus berkarya, membuktikan bahwa keberagaman adalah kekuatan.
Fashion show disabilitas pertama di Indonesia yangdigagas oleh Layak School ini menampilkan talenta-talenta disabilitas yang menunjukan bakat mereka karena para disabilitas merasa semua berhak untuk diberikan kesempatan yang sama.
Melihat rendahnya jumlah pekerja dari disabilitas yang dirilis oleh KEMENAKER tahun 2022, Layak School tergerak untuk untuk menggali bakat para disabilitas.
Tercatat dari 22,9 juta penduduk penyandang disabilitas hanya 720.748 saja penyandang disabilitas yang bekerja.
“Kami melihat jumlah pekerja disabilitas yang rendah dan tingkat pendidikan mereka juga masih sangat rendah. Namun, kami percaya bahwa mereka adalah individu yang memiliki 1001 bakat. Oleh karena itulah Layak school hadir untuk menggali bakat-bakat terpendam yang mereka miliki dari semua kategori disabilitas,” ungkap Karina Aprilla, CEO dan Founder Layak School, President of Harmoni Inklusif.
“Kami sangat terinspirasi untuk indonesia bisa seperti brand-brand di luar negeri yang sudah inklusif dengan menggunakan model-model disabilitas di beberapa kesempatan. Kami juga melihat langsung potensi bakat modeling yang dimiliki teman-teman disabilitas saat kami bertemu langsung. Hingga tercetuslah sekolah modeling khusus disabilitas pertama di Indonesia,” tambah Karina.
Karina juga menjelaskan bahwa di Indonesia sendiri masih sangat jarang brand yang menggunakan disabilitas sebagai modelnya. Padahal mereka juga tidak kalah menarik dan cantik ketika bisa mengasahnya.
“Di luar negeri sudah sangat banyak model-model yang menggunakan model disabilitas. Tetapi sayangnya di Indonesia sendiri justru berlomba-lomba menggunakan model bule, yang mana tidak salah juga, itu hak semua orang. Namun akan lebih baik jika kita bisa memberikan kesempatan yang sama juga untuk teman-teman disabilitas.”
Sebanyak 34 model disabilitas meliputi down syndrome, autisme, teman tuli, dan daksa, merupakan talenta lulusan program Layak School yang pertama kali diadakan dan bertajuk kelas modeling.
Setiap model mengikuti berbagai kegiatan kelas seperti kelas photoshoot, kelas catwalk, kelas makeup, dan kelas product photoshoot, selama 4 bulan bekerjasama dengan Sunyi Academy.
Baca Juga: Collagena, Solusi Jaga Tulang dan Sendi Tetap Sehat hingga Usia Tua
Kelas-kelas Layak School juga diperkaya oleh instruktur-instruktur tamu ternama di industri fesyen dan mode, diantaranya Bubah Alfian (Makeup Artist), Fabienne Nicole (Miss Universe 2023), dan Alex Lalisung (Fashion Stylist).
Acara yang diadakan pada Sabtu (14/12), di Senayan Park, Jakarta ini juga sekaligus jadi perayaan untuk kelulusan para talenta kelas modeling Layak School.
Untuk pertama kalinya diadakan, Harmoni Inklusif memiliki rangkaian kegiatan meluputi Layak School Graduation, press conference, special performance oleh musisi dan seniman disabilitas, serta fashion show sisabilitas.
Para model disabilitas pun tampil maksimal dengan rancangan busana karya 3 desainer kebanggaan Tanah Air.
Mereka adalah Wilsen Willim, Yosafat Dwi Kurniawan dan Sahadya
Mendapatkan kesempatan yang sama seperti yang lainnya membuat para model disabilitas pun semakin percaya diri untuk terus bermimpi dalam menjalankan karier terutama di dunia modeling ke depannya.
“Saya sangat senang bisa mengikuti fashion show ini. Para penyandang disabilitas merasa lebih percaya diri, tidak malu dan berani untuk terus bermimpi menjadi seorang model. Semoga teman-teman disabilitas yang lain lebih semangat lagi. Jangan pernah katakan tidak bisa. Mari kita tunjukkan ke dunia dan semua orang bahwa kita mampu meraih cita-cita kita. Mari kita wujudkan impian kita jadi kenyataan,” ungkap salah satu perwakilan model disabilitas.
Lewat ajang ini, Karina Aprilla yang juga sebagai CEO dan Founder Layak School berharap ke depannya para lulusan sekolah khusus ini dapat berkarier dengan kesempatan sama seperti yang lainnya.
“Harapannya kedepannya brand setelah ini yang memberdayakan teman-teman disabilitas, di Layak School talent - talent kami sudah kami latih hingga bisa ke tahap dunia profesional model, hanya tinggal diberikan kesempatan yang sama untuk para talents kami untuk berkarya dan menyalurkan mimpinya untuk bisa menjadi model professional,” kata Karina.
Acara ini bisa berlangsung karena adanya dukungan penuh dari Pertamina sebagai sponsor utama.
Pertamina senantiasa mendukung program-program disabilitas dengan tujuan memajukan Indonesia.
Dengan tagline #EnergizingYou, Pertamina terus memberikan energi bagi perubahan positif di masyarakat, termasuk melalui dukungannya terhadap keberagaman dan inklusivitas.
Pertamina tidak hanya mendukung penyelenggaraan acara ini, tetapi juga menunjukkan komitmennya terhadap pemberdayaan disabilitas melalui berbagai program Corporate Social Responsibility (CSR).
Program-program tersebut meliputi pelatihan keterampilan, pemberdayaan komunitas disabilitas, serta peningkatan aksesibilitas di berbagai fasilitas.
Dengan semangat inklusivitas, Pertamina percaya bahwa setiap individu, tanpa memandang keterbatasan fisik, memiliki peran penting dalam membangun masa depan bangsa yang lebih baik.
(*)