Stylo Indonesia - Kalau kamu masih menghindari sarapan karena takut gemuk, itu berarti kamu masih menganut paham yang keliru.
Sarapan justru adalah waktu makan terpenting dalam satu hari yang bisa membantu kamu mengontrol berat badan.
Selain itu, sarapan juga memberi tubuh energi yang diperlukan untuk menjalani seabrek aktivitas sehari-hari.
Selain karbohidrat, kamu juga bisa melengkapi piring sarapan dengan makanan yang mengandung protein. Asupan tersebut bisa menjaga stamina sepanjang pagi dan mencegah rasa lapar sampai jam makan siang tiba.
Berikut sejumlah hal yang akan terjadi pada tubuh jika melewatkan sarapan:
1. Meningkatkan Risiko Obesitas
Bagi kamu yang was-was terhadap kelebihan berat badan, rasanya perlu harap-harap cemas. Studi dalam Arab Journal of Nutrition and Exercise, melewatkan sarapan dikaitkan dengan risiko kelebihan berat badan atau obesitas pada anak-anak dan remaja di Arab Saudi.
Hal sebaliknya berlaku, mereka yang rutin sarapan dikaitkan dengan penurunan risiko kelebihan berat badan atau obesitas. Meski begitu, karena sifat studi observasi yang kurang kuat, para ahli mengatakan masih membutuhkan studi lebih jauh untuk membuktikan hal tersebut.
2. Meningkatkan Risiko Masalah Jantung
Dampak melewatkan sarapan juga bisa menyasar organ vital seperti jantung. Menurut studi dari Universitas Harvard, pria yang melewatkan sarapan memiliki risiko 27 persen lebih besar terkena serangan jantung atau penyakit jantung, daripada mereka yang memiliki kebiasaan sarapan.
Meski penyebab langsungnya belum diketahui secara persis, para peneliti menduga bahwa bertahan dalam keadaan puasa lebih lama bisa memicu stres fisik dan membuat tubuh bekerja lebih keras, dan menyebabkan perubahan metabolisme.
"Perubahan hormon untuk membantu menjaga kadar gula darah, dan kecenderungan kenaikan berat badan pada pasien yang melewatkan sarapan, telah dikaitkan dengan penyakit jantung," jelas Christian J. Gastelum, MD, ahli endokrinologi di PIH Health di Whittier, California, AS.
3. Tidak Produktif
Dampak melewatkan sarapan juga bisa membuat kita jadi tidak produktif dan sulit berkonsentrasi. Pasalnya, tubuh terutama otak tak memiliki “bahan bakar” untuk beraktivitas atau bekerja bila tidak sarapan.
Ingat, otak membutuhkan glukosa agar berfungsi optimal. Kehabisan glukosa atau penurunan gula darah dari keadaan puasa yang lama memengaruhi fungsi kognitif.
Imbasnya, kita tidak dapat berpikir dengan jernih seperti biasanya.
Hal ini akan mengurangi produktivitas sehari-hari. Contohnya, fokus yang menghilang sehingga melupakan pekerjaan yang harus dilakukan.
4. Sulit mengontrol stres
Seseorang yang melewatkan sarapan di pagi hari akan menyebabkan kadar kortisol di dalam tubuh akan meningkat.
Diketahui, kortisol adalah hormon yang bisa memicu seseorang menjadi stres secara emosional dan fisik. “Segala bentuk pembatasan makanan, termasuk melewatkan sarapan, merupakan salah satu bentuk stres mental dan tubuh,” tutur Young.
“Agar sistem saraf kamu dapat diatur, ia membutuhkan nutrisi yang cukup. Jadi, ketika kamu melewatkan sarapan, tubuh kamu cenderung mengalami keadaan disregulasi, seperti melawan-atau-lari, yang disertai dengan kecemasan, peningkatan detak jantung, dan peningkatan detak jantung. dan mudah tersinggung,” sambungnya.(*)