Jara menekankan bahwa pemilihannya untuk tidak berdandan bukanlah penolakan terhadap makeup atau perhiasan secara keseluruhan.
"Saya tidak menentang wanita yang ingin mengenakannya. Namun, masalah muncul ketika wanita merasa terpaksa untuk tampil sesuai harapan orang lain," jelasnya.
Dia percaya bahwa pesan yang disampaikan adalah bahwa penampilan asli seorang wanita tidak cukup baik untuk pernikahan mereka sendiri.
Postingan Jara menyentuh banyak hati, dan meskipun ia menerima kritik, banyak juga yang memberikan dukungan dan dorongan.
"Beberapa anggota keluarga saya bahkan mengatakan bahwa mereka tidak akan berfoto dengan saya karena saya tidak berpakaian seperti yang mereka bayangkan seorang pengantin. Itu sangat mengganggu," kata Jara.
Menginspirasi Perubahan
Melalui unggahannya, Jara ingin memicu perdebatan tentang apa artinya menjadi pengantin di era modern. Dia berharap bisa memberi inspirasi kepada calon pengantin lainnya untuk merasa nyaman dengan diri mereka sendiri dan memilih penampilan yang sesuai dengan kepribadian mereka.
"Setiap wanita harus bebas untuk mengekspresikan diri mereka, tanpa tekanan untuk memenuhi harapan sosial yang kadang-kadang tidak realistis," tambahnya.
Jara merupakan contoh nyata dari keberanian untuk menentang norma. Dengan pilihan sederhana namun berani, dia tidak hanya merayakan cintanya, tetapi juga menantang masyarakat untuk melihat keindahan dalam kesederhanaan dan autentisitas.
Kisahnya mengajak kita untuk merenungkan kembali apa yang sebenarnya berarti menjadi pengantin di hari yang paling berharga. (*)
Clara Ristiani
Baca Juga: 3 Zodiak Cewek Cantik Natural Tanpa Makeup, Idaman Para Cowok
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR