Michelle bukannya baru mengenal fashion.
Keluarganya telah lebih dulu mendirikan pabrik tekstil di Sukoharjo, Solo, sejak tahun 2010.
Garmen yang dihasilkan perusahaan keluarganya sering diekspor ke luar negeri dan banyak dipakai oleh jenama ternama seperti DKNY, Tommy Hilfiger, dan lain sebagainya.
"Tapi kemudian terpikir, kenapa tidak punya label sendiri?”, ujar Michelle.
“Saya ingin menciptakan sesuatu yang baru, yaitu mengolah kembali batik yang unik dan mengikuti tren fashion internasional. Pakaian batik dengan gaya minimalis dan lebih urban. Meskipun berbasis manufaktur, tetapi tetap made in Indonesia," lanjutnya.
Akhirnya, BATEEQ pun resmi didirikan dan hingga kini memiliki kurang lebih 40 outlet yang tersebar di Indonesia.
Alasan Memilih Batik
Sekitar tahun 2010, Michelle mengalami kesulitan dalam menemukan baju batik dengan desain yang kekinian.
"Bisa dibilang, saya tidak suka dengan motif etnik batik tradisional yang terlalu ‘penuh’ serta warnanya yang mencolok. Terlalu mencuri perhatian, hahaha," ujarnya penuh tawa.
Kemudian, ia merombak ulang batik ke dalam busana yang lebih kekinian, elegan, minimalis, dan modis.
Baca Juga: Srikandi untuk Negeri, Kiky Handoko Bahagia Sukses Berkarier Sesuai Passion Menjadi Nail Artist
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
Potret Gemes Lyodra Manggung di Malam Tahun Baru 2025, Pakai Mini Dress Pink Ngejreng
KOMENTAR