Stylo Indonesia - Nobody’s perfect.
Kalimat tersebut merupakan gambaran yang tepat mengenai masalah yang kian dihadapi oleh banyak orang saat ini.
Apalagi kalau bukan mengomentari soal penampilan atau bentuk fisik seseorang yang menjadi kebiasaan buruk banyak orang hingga menjadi isu besar saat ini.
Tak dapat dipungkiri, perilaku body shaming memberikan perubahan dan dampak yang besar bagi kehidupan seseorang.
Mulai dari hilangnya rasa percaya diri, merasa tidak berharga dan membuat seseorang hingga lupa dengan kelebihan yang dimilikinya.
Seperti dialami Frisca Juliana Silitonga, narasumber #Inspirasicantik kali ini yang merasakan pahitnya menjadi korban body shaming sejak kecil.
Memiliki tubuh plus size membuat perempuan cantik yang akrab dipanggil Frisca ini sering menerima perilaku body shaming dari teman, bahkan orang terdekatnya.
Perilaku body shaming yang diterima Frisca sempat membuatnya stres, lupa akan kelebihannya hingga memberikan trauma pada dirinya.
Sadar berlarut dalam kesedihan tak mengubah apapun, Frisca memutuskan untuk menerima diri seutuhnya dan fokus mengejar kariernya yang berawal dari hobi.
Dengan menerima diri seutuhnya dan memilih mengembangkan potensi dirinya, Frisca berhasil meraih cita-citanya berkarier di bidang marketing dan menjadi influencer plus size.
Dari perempuan kelahiran 2 Juli 1995 ini, Stylovers belajar dengan mengenali dan menerima diri seutuhnya, kita bisa sukses dan menjadi apapun yang kita impikan.
Yuk, simak kisah inspiratif Frisca Juliana Silitonga, narasaumber #InspirasiCantik kali ini.
Perjalanan Sukses Jadi Perempuan Karier di Bidang Marketing dan Influencer Plus Size #InspirasiCantik
Berani dan passionate, itulah kata yang cocok menggambarkan sosok narasumber #InspirasiCantik kali ini.
Fokus mengambangkan passion dan potensi dirinya merupakan keputusan paling tepat yang diambil Frisca untuk bangkit dari keterpurukannya setelah menjadi korban body shaming sejak kecil.
Usahanya untuk bangkit dari trauma akibat body shaming yang diterimanya dengan mengembangkan hobinya sebagai bisnis membuahkan hasil.
Bak usaha tidak mengkhianati hasil, Frisca akhirnya berhasil mewujudkan cita-citanya sejak kecil menjadi perempuan karier di bidang marketing.
Kini, Frisca berhasil menjadi professional marketer sebagai brand manager salah satu perusahaan food and beverage.
“Aku ada di posisi karierku saat ini karena dari kecil suka jualan, mulai dari jual aksesoris waktu SD, buka perpustakaan mini di rumah sampai kuliah pun aku jualan baju bigsize sebagai dropshiper. Aku ingin sekali berkarier di bidang marketing karena aku juga tipe orang yang persuasif dan senang berbicara. Ada rasa bahagia dan puas tersendiri saat membuat orang yang tadinya nggak berniat membeli produk aku jadi mau. Itulah kenapa aku memulai ingin menjadi professional marketer,” ujar Frisca mengawali ceritanya.
Berawal dari hobi memposting foto OOTD, Frisca pun menjadikannya sebagai sebuah bisnis, yakni dropshipper baju big size.
Siapa sangka, kedua hobi yang ia tekuni menjadi jalan karier baginya saat ini sebagai professional marketer dan influencer.
Melalui akun Instagram pribadinya @friscajuliana, ia berhasil menjadi inspirasi banyak orang, terutama perempuan plus size.
Alumni Universitas Brawijaya ini berhasil membuktikan perempuan plus size bisa tampil modis dan menjadi panutan banyak orang.
“Pernah ada seorang followers DM aku bilang "Kak, aku punya masalah dengan kepercayaan diri, aku punya tubuh plus size seperti kakak, tapi kenapa kakak bisa pede banget?" dan aku terbuka untuk siapa saja yang cerita dan curhat sama aku. Yang paling mengagetkan ada 2 orang yang aku nggak kenal pernah dan cerita dibully sama pasangannya sendiri sampai niat mengakhiri hidupnya. Aku mengerahkan semua usahaku untuk menghentikan dia dan berhasil. Rasanya senang bisa membantu orang lain yang kini selalu menjadi salah satu mimpiku, berguna untuk kehidupan sesama,” ujar Frisca.
Alami Body Shaming Sejak Kecil Karena Memiliki Tubuh Gemuk #InspirasiCantik
Memiliki tubuh plus size, membuat Frisca sering mendapatkan perilaku body shaming dari teman-temannya sejak duduk di bangku SD.
“Setiap bertemu denganku yang dibahas selalu soal bentuk tubuh aku yang plus size, teman-teman dan orang terdekat selalu menanyakan pertanyaan yang sama,” Besar banget badannya, nggak ada niat diet apa?" sampai aku bosan mendengarnya,” cerita Frisca penuh haru.
Diakui Frisca, perilaku body shaming yang diterimanya berulang kali sangat membekas dalam hati dan pikirannya hingga membuatnya trauma.
Tak ingin terus menjadi sasaran empuk body shaming orang sekitarnya, Frisca berusaha bangkit dari keterpurukannya.
“Lelah dengan pertanyaan yang sama, aku memutuskan untuk menjawabnya dengan lantang "Ya bukan urusanmu, ini badanku", Orang terdekatku juga sering menanyakan hal yang sama sampai akhirnya aku tak tinggal diam dengan menjawab "Aku tahu kapan harus mulai diet”, sejak saat itu, beliau tidak pernah lagi berkomentar. Aku tau niat beliau untuk kesehatan aku juga.” ujar Frisca.
Tak sampai di situ, Frisca pun kembali mendapatkan perilaku body shaming saat duduk di bangku SMP dari teman-teman dan orang terdekatnya hingga membuat dirinya stres.
“Akhirnya aku memutuskan berolahraga di tempat fitness dan minum obat pelangsing karena stres mendengar ucapan banyak orang soal bentuk tubuh aku yang plus size,” cerita Frisca pada Livi Stylo.
Perilaku body shaming kembali Frisca terima dari salah satu seniornya saat duduk di bangku kuliah yang meyakini dirinya akan sulit mendapatkan pekerjaan dan jodoh .
“Mendengar itu, aku hanya terdiam dengan ekspresi muka yang datar. Di kamar aku marah dan nangis, membenci diriku sendiri. Padahal aku udah usaha dengan mengurangi porsi makan, olahraga, minum obat diet. Yang bikin aku emosi itu, semua orang yang berkomentar tanpa pernah tau sejauh apa usahaku, sesulit apa aku berproses. Kalau memang hasilnya belum ada, setidaknya jangan berkomentar untuk hal yang mereka sama sekali nggak tahu bagaimana prosesnya,” tuturnya.
Untungnya, ada sang kakak yang mengerti dan mendukung Frisca untuk menjadi versi terbaik dirinya.
“Dia memberikan aku sudut pandang yang belum pernah terpikirkan aku sebelumnya. Beliau bilang, aku yang harus mengubah pola pikir alias mindset aku dan belajar mencintai diri sendiri. Menerima apa yang tidak bisa diubah dan sebaliknya,” ujar Frisca.
Mendengar nasehat sang kakak, Frisca pun belajar mencintai diri sendiri seutuhnya dengan fokus mengejar kariernya yang berawal dari hobi sebagai professional marketer.
Pengalaman Berharga Menjadi Penyintas Body Shaming #InspirasiCantik
Menjadi penyintas body shaming sejak remaja, tentunya banyak hal yang telah Frisca lewati hingga memberikan pengalaman berharga dalam hidupnya.
Tak dapat dipungkiri, dampak negatif dari body shaming yang ia alami membekas di ingatannya dan membuat dirinya trauma hingga saat ini.
“Trauma itu masih muncul, terlebih kalau ada yang mengomentari soal bentuk fisik aku. Sekarang aku berusaha untuk lebih tenang dan tetap cheerful,” ujar Frisca penuh haru.
Di tengah perjuangannya sebagai penyintas body shaming yang begitu sulit, berdoa menjadi hal pertama yang Frisca lakukan untuk menguatkan dirinya.
“Jujur, doa yang menguatkan aku. Mengadu sama Tuhan di dalam doa itu bikin aku tenang. Dengan berdoa dan mengucap syukur, mengingatkan aku dengan apa yang aku miliki dan menyadari bahwa aku lebih dari perkataan orang lain soal bentuk fisik aku,” ungkap Frisca.
Ditambah dukungan keluarga, sahabat dan sang kekasih mendorongnya untuk fokus mengembangkan potensi dirinya, Frisca berhasil lulus kuliah dengan IPK yang memuaskan dan tepat waktu serta mendapatkan pekerjaan dengan cepat.
Meski masih banyak orang yang masih memandang sebelah mata dirinya, namun hal tersebut tidak membuat Frisca kembali insecure.
“Tadinya, aku sedikit khawatir kalau aku nggak bakal mendapatkan pekerjaan karena bentuk tubuhku. Aku berdoa terus supaya apa yang aku khawatirkan tidak terjadi. Setelah mendapatkan pekerjaan, aku belajar untuk menjadi pribadi yang lebih dewasa dan menerima diri aku,” tuturnya.
Dari pengalaman ini, Frisca belajar untuk mencintai diri sendiri dimulai dari mengubah mindset menjadi lebih positif dan melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang luas.
“Aku memutuskan untuk menunjukkan apa yang orang lain anggap kekuranganku, bisa jadi plus value buat aku. Aku memberanikan diri memakai pakaian yang biasanya dilarang untuk perempuan plus size dan mencoba tampil modis,” ujar Frisca.
Setelah mencobanya, diceritakan Frisca pengalaman dirinya mencoba tampil modis dan berbeda memberikan satu pelajarn berharga baginya.
“Ternyata ada satu hal yang nggak bisa kita beli di toko pakaian termahal sekalipun, yakni self confidence. Apapun pakaian yang kita kenakan, jangan lupa pakai self confidence sebagai mahkota, supaya kemana pun kita melangkahkan kaki, kita tetap terlihat menarik meski dengan berbagai kekurangan,” ujar Frisca.
Dari pengalaman ini, Frisca menjadi lebih semangat untuk selalu berkembang menjadi pribadi yang lebih baik dan memaksimalkan bakat yang ia miliki.
Selain itu, pengalaman body shaming yang dialaminya mengajarkan Frisca untuk menghargai segala perbedaan yang dimiliki orang lain.
Makeup dan Fashion yang Menjadi Ciri Khasku #InspirasiCantik
Berkarier di berbagai bidang profesi dan menjalani aktivitas yang padat setiap hari, tampil cantik dan modis menjadi hal wajib bagi Frisca.
Apalagi pekerjaan yang dilakoni Frisca membuat dirinya bertemu dan dilihat banyak orang, termasuk di media sosial.
Bicara soal makeup dan fashion, Frisca pun membagikan pandangannya tersendiri dengan antusias pada Livi Stylo.
“Menurutku, makeup dan fashion itu ibarat bumbu dalam makanan. Rasanya keluar rumah tanpa dandan dan berpenampilan dengan rapi dan tepat sesuai acara atau tempat yang dituju merasa ada yang kurang. Meski aku setuju don’t judge book by it’s cover, tapi penampilan kita yang dinilai orang lain pertama kali, bukan hati kita,” ujar Frisca.
Bicara soal makeup, Frisca mengakui lebih suka tampil dengan gaya makeup yang bold dan unik untuk menyempurnakan penampilannya setiap saat.
“Eyeshadow dari Focallure dan lip cream Make Over selalu menjadi makeup andalanku yang untuk tampil lebih cantik dan fresh saat beraktivitas sehari-hari maupun menghadiri acara spesial,” ujar Frisca.
Untuk mendapatkan tampilan wajah yang flawless, Frisca mengaplikasikan foundation dari Make Over dan concealer Dear Me Beauty untuk menutupi ketidaksempurnaan pada wajahnya.
Acnes Compact Powder yang dipakainya selama 14 tahun hingga kini selalu menjadi andalan Frisca untuk mendapatkan tampilan wajah lebih flawless dan bebas kilap.
Bicara soal fashion, perempuan cantik berusia 26 tahun ini memilih Clarissa Putri sebagai role modelnya dalam berpakaian untuk tampil modis.
“Punya bentuk tubuh yang plus size bukan berarti harus pakai baju hitam terus supaya pede dan terlihat lebih langsing. Aku suka tampil dengan berwarna cerah agar tidak terlihat monoton dan lebih segar dilihat,” ungkap Frisca pada Livi Stylo lewat handphone.
Kacamata fashion menjadi aksesoris favorit perempuan cantik asal Surabaya ini untuk menyempurnakan penampilannya agar terlihat semakin modis dan stylish.
Arti Cantik yang Sesungguhnya Bagi Frisca Juliana Silitonga #InspirasiCantik
Sebagai narasumber #InspirasiCantik kali ini, seperti apakah arti cantik yang sesungguhnya bagi perempuan berzodiak Cancer ini?
“Menurutku, cantik itu relatif. Kalau ada yang bilang aku nggak cantik, mungkin karena aku buka seleranya. Cantiknya seorang perempuan itu tergantung siapa yang lihat dan siapa yang dilihat, karena semua perempuan cantik di mata orang yang tepat,” ujar Frisca.
Pernah mengalami body shaming hingga membuat dirinya insecure yang kian dihadapi oleh banyak orang, Frisca tak lupa memberikan pesan kepada Stylovers untuk selalu semangat mejalani kehidupan menjadi diri sendiri seutuhnya dengan percaya diri.
“Cantik itu nggak bisa diukur, jadi kalau ada yang bilang kamu kurang cantik, itu hanya karena kamu tidak sesuai dengan standar kecantikan yang mereka buat sendiri, bukan semua orang. Intinya, kurang memahami bahwa setiap perempuan itu cantik dengan pesona dan keunikannya masing-masing,” pesan Frisca sekaligus mengakhiri wawancaranya dengan Livi Stylo.
Bagi kamu yang juga ingin berbagi kisah atau cerita inspiratif lainnya dan ingin menularkan semangat positif kepada Stylovers lainnya, kamu boleh mengirimkan email ke stylo@gridnetwork.id atau DM ke Styloteam di Instagram @stylo.indonesia ya.
Dengan senang hati Styloteam akan bantu kamu membagikan semua hal positif bagi banyak orang.
Jangan takut untuk menjadi diri sendiri selama itu positif dan dapat membantu orang lain untuk berkembang.
Karena #SemuaBisaCantik adalah milik kamu, milik kita, dan milik semua wanita di dunia ini.
Semangat ya, Stylovers!(*)
#SemuaBisaCantik
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR