"Data uji klinis fase duanya saja belum ada, apalagi fase tiga. Jadi, jika mau bicara klaim, tentu harus dengan data. Harus dengan evidence based medicine. Jangan membuat publik bingung," ujar Zubairi, dalam cuitan di akun Twitter-nya.
Ketua Satgas IDI tersebut juga meminta agar proses uji klinis yang dijalani Terawan harus transparan.
"Bahkan para ahli dunia pun belum bisa menjawab apakah vaksin Moderna atau Sinovac atau Pfizer antibodinya tahan berapa lama."
Baca Juga: Semula Dilarang! Penyintas Covid-19 Ternyata Aman dan Perlu Divaksin, Ini Alasannya
"Tidak ada itu klaim yang mereka sampaikan bahwa antibodi dari vaksin-vaksin tersebut bisa bertahan enam bulan, satu tahun, apalagi seumur hidup," tukasnya.
Akibat banyaknya laporan tersebut, akankah Terawan Agus Putranto menyelesaikan penggarapan Vaksin Nusantara yang diklaim berikan kekebalan seumur hidup? (Traya/Stylo)(*)
Artikel ini telah tayang di GridHealth.id dengan judul "Konon Berikan Kekebalan Seumur Hidup, Epidemiolog Minta Vaksin Nusantara Buatan Terawan Dihentikan: 'Sebaiknya Tidak Didanai Pemerintah'".
Penulis: Nikita Yulia Ferdiaz
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR