2. Bus dan kereta
Seperti halnya maskapai, sejumlah penyedia jasa transportasi darat juga memberlakukan aturan pemakaian masker kepada penumpangnya.
Mereka juga mengatur pembatasan fisik jika memungkinkan, dan menerapkan disinfeksi seluruh permukaan yang sering disentuh secara lebih sering.
Menurut Khabbaza, transportasi darat seperti bus dan kereta memiliki risiko yang sama dengan transportasi udara.
"Pembatasan jarak tidak selalu memungkinkan karena virusnya akan terus berada di sana," ujar dia.
Baca Juga: Bersiap New Normal, Ketahui Tempat Paling Berisiko Tertular Corona yang Wajib Kamu Hindari!
3. Transportasi laut
Meskipun sejumlah kapal pesiar dikabarkan menjadi klaster Covid-19, namun risikonya justru akan lebih rendah ketika mereka memutuskan untuk kembali berlayar nanti.
Tentunya, itu harus dibarengi dengan tindskan pencegahan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan pelayaran dan dipatuhi oleh para penumpang dan awak kapal.
"Itu melibatkan seluruh pihak," kata Khabbaza.
Penumpang kapal pesiar dapat tetap terpisah dari kelompok lain di kapal dengan tinggal di kamar mereka sendiri.
Area umum kapal menawarkan ruang untuk jarak, sementara aktivitas luar ruang secara inheren lebih minim risiko dalam hal penularan penyakit.
Penghapusan layanan makanan prasmanan menjadi langkah yang sedang dipertimbangkan oleh beberapa perusahaan pelayaran di AS.
Langkah itu tidak hanya dapat menghilangkan titik transmisi potensial untuk Covid-19, tetapi juga untuk penyakit bawaan makanan yang telah lama mengganggu operasi kapal pesiar.
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
Borong Penghargaan Dangdut, Ayu Ting Ting Tampil Glamor Berbalut Dress Mini Berkilau
KOMENTAR