Penyebab Miss V Kering Saat Penetrasi, Bagaimana Cara Mengatasinya?

By Annisa Suminar, Senin, 9 September 2024 | 16:42 WIB
(ilustrasi) Penyebab Miss V Kering Saat Penetrasi, Bagaimana Cara Mengatasinya? (freepik)

- Gunakan Pelumas

Gunakan pelumas berbasis air untuk membantu mengatasi kekeringan saat penetrasi. Hindari pelumas berbasis minyak yang dapat merusak kondom lateks atau menyebabkan iritasi.

Pilih pelumas yang bebas dari pewangi dan bahan kimia yang bisa menyebabkan iritasi.

- Foreplay yang Lebih Lama

Pastikan untuk melakukan foreplay yang cukup untuk meningkatkan rangsangan dan membantu produksi pelumas alami.

- Konsultasikan Penggunaan Hormon

Terapi Estrogen: Bagi wanita yang mengalami kekeringan karena menopause atau penurunan kadar estrogen, terapi estrogen lokal seperti krim, cincin, atau tablet vagina dapat membantu meningkatkan kelembapan.

Bicarakan dengan dokter jika Anda mengonsumsi pil KB atau obat-obatan lain yang mungkin menyebabkan kekeringan. Dokter mungkin bisa merekomendasikan alternatif.

- Hindari Produk Iritan

Hindari penggunaan sabun yang mengandung parfum, douching, atau produk kebersihan kewanitaan yang bisa mengiritasi vagina. Gunakan pembersih yang lembut dan tanpa pewangi.

- Kelola Stres dan Kecemasan

Cobalah untuk mengurangi stres melalui teknik relaksasi seperti yoga, meditasi, atau konseling. Stres yang lebih rendah sering kali berbanding lurus dengan peningkatan gairah seksual dan pelumasan.

- Minum Banyak Air

Pastikan tubuh tetap terhidrasi dengan minum air yang cukup setiap hari untuk mendukung kelembapan alami tubuh.

- Makan Makanan Sehat

Asupan makanan yang mengandung omega-3, antioksidan, dan vitamin E dapat membantu menjaga kesehatan jaringan vagina dan meningkatkan kelembapannya.

- Periksa Kondisi Kesehatan

Jika kekeringan disebabkan oleh kondisi medis seperti sindrom Sjögren atau infeksi, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.

Jika masalah kekeringan vagina ini terus berlanjut, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ginekolog untuk mendapatkan diagnosis dan solusi yang lebih tepat.

(*)