Stylo Indonesia - Kolesterol tinggi meskipun termasuk masalah kesehatan yang umum, tapi kondisinya tak boleh disepelekan.
Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah, dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius bila tidak ditangani dengan baik.
Untungnya, ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasinya, mulai dari medis hingga alami.
Pengobatan medis yang biasa dilakukan untuk menangani kondisi ini adalah dengan mengonsumsi obat penurun kolesterol, seperti statin.
Sedangkan pengobatan alami, dapat dilakukan dengan memanfaatkan bahan-bahan alami di sekitar, contohnya serai.
Tetapi, dalam beberapa kondisi kadar kolesterol bisa meningkat lebih cepat.
Menurut American Heart Association, penyebab kolesterol naik yang umum meliputi pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan mempunyai berat badan berlebih.
Faktor-faktor tersebut, cenderung menyebabkan peningkatan kolesterol dalam jangka waktu yang lama. Simak disini!
Minum kopi
Dalam sebuah penelitian pada 2018, ditemukan orang yang mengonsumsi rata-rata empat espresso per hari mengalami peningkatan kolesterol total dan kolesterol jahat (LDL).
Tak hanya itu, kopi bisa hambat sintesis asam empedu.
Produksi kolesterol harian terjadi di liver atau hati. Setelah itu, kolesterol diekskresikan menjadi asam empedu yang sebagian dikeluarkan melalui feses.
Namun, eskresi atau sintesis kolesterol menjadi asam empedu dapat terhambat jika Kamu terlalu banyak mengonsumsi kopi.
Hal ini karena minyak alami bernama cafestol dan kahweol yang terkandung dalam kopi bisa menghambat sintesis asam empedu Alhasil, kondisi tersebut mengakibatkan kadar kolesterol naik.
Kemudian, Kafein pada kopi dalam jumlah yang cukup memang dapat meningkatkan fokus dan kewaspadaan, serta menurunkan risiko depresi.
Akan tetapi jika dikonsumsi berlebihan, kafein menyebabkan orang susah tidur dam stres yang mengakibatkan lonjakan hormon kortisol yang disertai dengan kenaikan kadar kolesterol.
Stres
Stres memang dapat memengaruhi kesehatan tubuh, termasuk memicu kolesterol tinggi.
Tingginya hormon kortisol yang dilepaskan saat stres, dapat meningkatkan risiko lonjakan LDL dan kolesterol total.
Merokok
Merokok merupakan penyebab lain dari lonjakan kadar kolesterol. Hal ini disebabkan oleh nikotin, bahan utama yang terdapat pada produk tembakau.
Konsumsi obat
Beberapa jenis obat menyebabkan lonjakan kolesterol mendadak, seperti obat antidepresi, beta-blocker, retinoid, dan imunosupresan.
Obat-obat tersebut meningkatkan kadar kolesterol darah dengan mengubah metabolisme lipid.
Selain keempat hal tersebut, faktor lain yang juga memicu kolesterol tinggi secara mendadak yakni kehamilan dan penurunan berat badan yang cepat.
Ciri Kolesterol Naik Mendadak
Seperti yang diketahui, mempunyai level kolesterol tinggi bukan hal yang baik untuk kesehatan, karena ini berisiko menyebabkan masalah kesehatan serius.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan kewaspadaan, kenali ciri kolesterol mendadak berikut ini:
1. Mati rasa: Kadar kolesterol yang tinggi, menghambat suplai darah. Sehingga saraf di area tertentu terkena dampaknya.
Mengakibatkan kesemutan atau mati rasa, paling sering terjadi di sekitar tangan dan kaki.
2. Sesak napas: Ini bisa jadi disebabkan berkurangnya aliran darah ke jantung yang terjadi saat kolesterol menumpuk di arteri.
3. Nyeri dada: Kolesterol yang menumpuk di arteri, akan mengakibatkan penyumbatan, yang pada akhirnya menimbulkan rasa nyeri di dada.
4. Kelelahan: Orang dengan kolesterol tinggi memiliki timbunan kolesterol daalm darah, sehingga mengurangi suplai darah ke otot dan dapat menyebabkan kelelahan.
5. Tekanan darah tinggi: Akumulasi kolesterol di pembuluh darah menyebabkan keterbatasan, sehingga meningkatkan resistensi pembuluh darah yang berakhir dengan tekanan darah tinggi.
6. Masalah penglihatan: Indera penglihatan juga bisa terpengaruh oleh kolesterol tinggi.
Ini karena ada kemungkinan terjadi penyumbatan di arteri yang menyuplai darah ke mata, jika kolesterol menumpuk.
Bila merasakan enam ciri kolesterol tinggi tersebut, lakukan perubahan gaya hidup dan jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter. (*)