"Dia sungguh-sungguh memberikan kami apapun yang dia ingini kami punya," tegasnya lagi.
Ia pun mengingat ayahnya sebagai seorang legenda tersendiri, dimana meskipun dia tidak lagi hidup di dunia ini, dirinya selalu ada.
Kepada Grid.ID, Stefani bercerita kalau dia mendapatkan kabar duka tersebut dari adik perempuannya saat dia tengah berada di Bali.
Dirinya pun harus menunggu hingga penerbangan malam dan sampai sekitar pagi di Jakarta untuk menyaksikan sendiri prosesi pengembumian ayahnya.
"Aku dapat kabar dari adikku. Aku baru nyampe di Bali. Terus paginya aku dapet kabar dari adik itu," ujarnya.
Ia pun berujar ia memiliki momen terbaik saat bersama dengan ayahnya yakni saat ia menari bersama salam sebuah pertunjukkan panggung jazz di luar negeri.
"Kami pernah bersama dalam satu panggung tari di Osaka. Kami berjalan bersama di sekitar kota itu dan ada panggung jazz. Ada pemain musik dan kami tiba-tiba nari aja. Dia adalah penari terbaik ketika menari," kenangnya sambil tersenyum bahagia mengingatnya.
Stefani juga berujar ayahnya sama sekali tidak memberikan ucapan ataupun harapan terakhirnya padanya sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhir.
"Aku nggak tahu. Aku pikir dia hanya ingin kami saling mencintai satu sama lain dan bahagia. Aku pikir itu yang dia pengen," tutupnya. (Stylo Indonesia)
(*)
Artikel ini sudah tayang di GridHot.id dengan judul Innalillahi Wa Innailahi Rojiun, Aktor Ayat-ayat Cinta Ini Meninggal Dunia dalam Kondisi Menanti Anaknya yang Sudah 15 Tahun Tak Bertemu, Begini Kisahnya
Penulis: Angriawan Cahyo Pawenang