Stylo Indonesia - Dukung pergerakan fashion tanah air dengan tetap peduli lingkungan, Stylo Indonesia mengadakan Stylo Fashion Shopping Landscape Survey 2022 untuk mengetahui kepedulian masyarakat terhadap Sustainable Fashion.
Pada Stylo Fashion Shopping Landscape Survey 2022 kali ini, Stylo Indonesia mencoba mencari tahu seberapa pedulinya fashion enthusias dengan Sustainable Fashion.
Dengan Stylo Fashion Shopping Landscape Survey 2022 ini, juga diharap dapat lebih mengedukasi para fashion enthusiast mengenai manfaat Sustainable Fashion untuk menekan limbah fashion dunia.
Jadi seberapa tertarikkah masyarakat Indonesia dengan Sustainable Fashion dalam Stylo Fashion Shopping Landscape Survey 2022.
Cari tahu selengkapnya mengenai Sustainable Fashion dalam Stylo Fashion Shopping Landscape Survey 2022 kali ini yuk, Stylovers!
Mau tahu lebih lanjut mengenai hasil survei ini?
Check this out!
Sebelumnya perlu Stylovers ketahui, survei ini melibatkan 1.627 Responden, dengan persentase 91 persen mayoritas perempuan.
Didukung penuh oleh StratX KG Media, survei ini dilakukan dalam waktu 12 hari sejak 1-12 November 2021.
Dipimpin oleh Ridho Nugroho, M.IKom sebagai Founder Stylo Indonesia sekaligus Head Fashion Beauty Grid Network Kompas Gramedia, survei tahunan ini sudah berjalan seiring berdirinya Stylo Indonesia pada tahun 2018, sebagai bentuk kepeduliannya di bidang Fahion dan Beauty di Tahan Air.
"Alasan saya dan Stylo Indonesia mengadakan Stylo Fashion & Shopping Landscape 2022 adalah sebagai kelanjutan dari dukungan Stylo Indonesia untuk membantu para fashion enthusiast serta para brand fashion dan marketplace dalam mendapatkan informasi mengenai preferensi sekaligus intensi masyarakat atau konsumen dalam hal berbelanja barang fashion di sepanjang tahun 2021 ini serta untuk tahun 2022 nanti," jelas Ridho Nugroho, M.IKom sebagai Founder Stylo Indonesia sekaligus Head Fashion Beauty Grid Network Kompas Gramedia.
Baca Juga: Stylo Fashion Shopping Landscape Survey 2022: Fashion Trend Platform 2022
Menurut Ridho Nugroho, Fashion & Beauty Landscape sudah menjadi annual program sekaligus trademark Stylo Indonesia sejak tahun 2019.
"Harapannya semoga Stylo Fashion & Shopping Landscape 2022 dapat menjadi guidance bagi semua pelaku industri Fashion serta masyarakat luas baik dalam segi strategi bisnis, penyusunan kampanye promo hingga arah tren fashion 2022 yang berkorelasi dengan minat selera pasar secara nyata. Tentu saja ini juga menjadi bukti keseriusan Stylo Indonesia untuk menjadi satu-satunya Top 1 brand media digital Fashion & Beauty di Indonesia," tegas Ridho Nugroho, M.IKom sebagai Founder Stylo Indonesia sekaligus Head Fashion Beauty Grid Network Kompas Gramedia.
Nah, berdasarkan hasil survei, kabar bahagianya mayoritas responden ternyata tertarik dengan konsep Sustainable Fashion atau mode berkelanjutan.
Setelah ditinjau lebih dalam, alasan responden tertarik dengan konsep Sustainable Fashion yakni karena menyukai desain dari Sustainable Fashion itu sendiri, kemudian rasa peduli dan keinginan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Dari data yang diperoleh, total 32 persen responden sangat tertarik dengan konsep Sustainable Fashion dan 46 persen lainnya pun tertarik.
Kemudian 16 persen responden merasa cukup tertarik dengan Sustainable Fashion.
Sementara, setidaknya total hanya bersisa 6 persen responden yang tidak tertarik dengan Sustainable Fashion.
Menurut desainer Ali Charisma, sustainable lifestyle atau gaya hidup berkelanjutan telah menjadi bagian dari aktivitas kesehariannya saat ini.
Al Charisma sebagai fashion desainer percaya bahwa sustainable fashion sangat penting untuk dijalankan demi melindungi lingkungan dari limbah fashion.
"Fashion itu limbah nomor dua setelah minyak jadi saya sebagai pelaku dan pengguna fashion merasa tanggung jawab untuk membuat program yang bisa ramah lingkungan, dalam arti nantinya bisa mengurangi dampak pencemaran lingkungan," ungkap Ali Charisma.
Sejalan dengan Ali Charisma, fashion desainer Susan Zhuang juga memberikan pendapatnya mengenai Sustainable Fashion.
"Kita perlu sesuatu komitmen dari kita sendiri, karena kita melihat fast fashion dengan harga yang murah tetapi kualitas tidak terlalu baik, jadi kita bisa dengan mudah membuang pakaian tanpa perasaan bersalah. Hal ini tidak sustainable/berkelanjutan secara keseluruhan." kata Susan Zhuang.
Susan Zhuang memberi saran agar fashion enthusiast lebih berhati-hati dalam membeli produk fashion yang dapat digunakan dalam jangka waktu lama, sehingga tidak menimbulkan limbah fashion.
"Misalnya kita membeli busana atau bahan baju, tapi kalau itu misalnya long lasting, kaya bahan linen atau katun organik, kita akan menggunakannya itu berulang kali, tidak jadi sampah. Jadi kita harus memilih busana yang akan kita beli dan pakai secara hati-hati." ujar Susan.
Nah, itu dia ulasan mengenai Sustainable Fashion dari Stylo Fashion Shopping Landscape Survey 2022.
Stylovers pastinya juga setuju dong dengan konsep Sustainable Fashion? (*)
#SemuaBisaCantik