Menurut dr. Ferdinand, demi cepat memperoleh hasil maksimal, banyak sekali pratik suntik putih tidak dilakukan sesuai dengan indikasi medis.
Tidak jarang pasien yang beranggapan, semakin banyak disuntik, makin cepat memutih kulitnya, padahal itu adalah salah satu bentuk penyalahgunaan.
Apabila diteruskan, hal itu bisa berdampak buruk pada organ tubuh yang lain seperti ginjal yang bisa jebol, loh!
Wah, menyeramkan sekali, ya?
Baca Juga: Masihkah Suntik Putih Jadi Tren Perawatan Kulit 2019? Ini Jawaban Dokter Estetika
Ada pula penjelasan dari salah satu ahli dermatologi, dr. Stanley Setiawan, Sp.KK yang juga merupakan bagian dari @id.derms, menurutnya dalam Instagram Live id.derms X Stylo Indonesia pada Kamis (18/3/2021), fungsi skincare sendiri dibagi menjadi 3, yakni lightening, brightening, dan whitening.
Banyak orang mengincar skincare yang memiliki fungsi whitening, padahal skincare whitening ini merupakan skincare skin bleaching yang bisa merubah warna kulit alami dari seseorang.
Skincare whitening juga memiliki potensi untuk membahayakan kulit seperti skincare-skincare yang mengandung merkuri dan hidrokuinon yang biasanya membuat kulit menjadi putih seperti cat tembok.
Ada baiknya, kamu mengincar fungsi skincare yang mencerahkan atau brightening.
Hal ini dikarenakan skincare brightening memiliki fungsi turnover dari kulit seperti melepaskan kulit mati, mengontrol minyak, menghaluskan kulit wajah, mengenyalkan kulit wajah, dan tentunya membuat kulit nampak lebih sehat.
Jadi, jangan sampai salah kaprah ya, Stylovers!
Lebih baik mencerahkan daripada memutihkan!(*)