Stylo Indonesia - Stylovers mungkin tak asing dengan corak warna-warna cerah dengan pola unik yang satu ini.
Di masa pandemi, tie dye kembali digandrungi sebagai salah satu aktivitas yang banyak dilakukan orang-orang untuk mengisi waktu mereka di rumah.
Keunikan dari tie dye adalah teknik pewarnaan ini bisa dicoba dan dilakukan oleh semua orang, lho.
Namun, dari mana sih asal usul teknik pewarnaan yang unik dan bisa jadi kegiatan menyenangkan ini?
Dilansir dari Vox, inilah asal usul tie dye yang kembali digandrungi terutama oleh kalangan anak muda.
Tie dye adalah teknik pewarnaan kain dengan cara diikat, bisa dilakukan dengan mudah hanya membutuhkan karet gelang dan beberapa botol pewarna.
Namun, teknik ini ternyata juga sarat akan makna dan hubungan dengan berbagai budaya.
Tie dya adalah teknik yang relatif mudah dan fleksibel tapi mampu mengakomodasi sejumlah estetika, dan berasal dari banyak budaya di seluruh dunia .
Beberapa catatan sejarah menemukan teknik tie dye digunakan di India, Cina, Indonesia, dan Nigeria sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu.
Budaya ini menghasilkan gaya khusus berwarna cerah dengan pola yang unik.
Kesulitan sejarawan untuk menentukan kapan teknik tie dye pertama kali digunakan disebabkan oleh bahan tekstil membusuk lebih cepat dibanding kebanyakan media artistik lainnya.
Itu artinya, tak banyak sampel atau bukti sejarah yang mudah didapatkan.
Beberapa contoh paling awal berasal dari Peru, meski tie dya tampaknya berasal secara independen dari seluruh dunia, kata Lee Talbot, kurator Museum Tekstil Universitas George Washington.
Perdagangan menyebarkannya lebih jauh: "Barang-barang [Cina] yang berasal dari abad kelima hingga keenam telah ditemukan di sepanjang rute perdagangan sejauh Mesir dan Turkistan," tulis Shabd Simon-Alexander dalam Tie-Dye: Dye It, Wear It, Share It.
Baca Juga: Adu Gaya Krisdayati VS Ashanty Saat Pakai Baju Tie Dye Kekinian, Lebih Cantik Siapa?
Tie dye termasuk kategori pewarnaan yang lebih luas dengan manuver seperti mengikat, memutar, dan menjahit untuk mencegah pewarna meresap ke bagian tertentu dari kain, sehingga menciptakan pola.
Teknik ini berbeda dengan batik, proses pewarnaan lain yang menjadi ciri khas Indonesia dimana sang seniman menggunakan lilin pada permukaan kain.
Teknik shibori dari Jepang membuat dikenal dengan bentuk seperti jaring laba-laba, pola geometris, dan bentuk figuratif.
Bandhani, dari India, menciptakan pola dari ikatan-ikatan lingkaran kecil.
Pada tahun-tahun berikutnya, tie dye menjadi semakin umum digunakan tetapi tak pernah benar-benar hilang dari permukaan.
Keistimewaan lain dari teknik tie dye adalah ia memaksa pembuatnya untuk menerima ketidaksempurnaan.
Tie dye merupakan praktik yang menunjukkan bahwa kesempurnaan itu tidak mungkin, dan mendorong pembuatnya untuk menemukan kesenangan dari hal yang belum diketahui secara pasti, karena tidak bisa terlihat langsung hasilnya.
Justru, tak jarang kesalahan-kesalahan saat mengikat atau saat memberi pewarna justru menghasilkan pola yang semakin unik dan berbeda.
Baca Juga: Cantiknya Aurel Hermansyah Saat Duduk Selonjor di Sofa Pakai Dress Tie Dye Kekinian
Pengalaman ini jugalah yang memberi pembuat tie dye hubungan yang erat dengan karya yang mereka kerjakan.
Dalam melakukan tie dye, sang pembuat harus membiarkan warna dan kain memandu proses kreatifnya.
Nah, itu dia Stylovers asal usul dari tie dye, teknik DIY fashion yang bisa dicoba oleh semua orang.
Bagaimana denganmu? Apakah sudah pernah mencoba melakukan teknik tie dye sendiri? (*)