Penelitian yang diterbitkan di Journal of the American College of Cardiology (2/3/2020) itu meneliti lebih dari 2.000 pria dan wanita berusia 45-84 tahun.
Di awal penelitian, peserta tidak punya riwayat penyakit kardiovaskular seperti jantung dan stroke.
Lantas, peserta menjalani serangkaian pemeriksaan pola tidur mulai dari kuesioner, tes tidur, sampai diberi alat pemantauan untuk melacak pola tidur.
Selang lima tahun studi, hasil studi membuka mata banyak orang. Ternyata, tak cuma durasi tidur yang memengaruhi kesehatan.
Peserta dengan pola tidur paling tak teratur terbukti dua kali lebih berisiko mengalami serangan jantung, stroke, dan meninggal karena penyakit kardiovaskuler dibanding peserta dengan pola tidur teratur.
Sebelum penelitian pola tidur dan penyakit jantung, ahli dari Brigham and Women’s Hospital pada 2016 juga menemukan, perubahan pola tidur dapat mengacaukan ritme sirkadian tubuh.
Melansir Brigham Health Hub, ritme sirkadian adalah jam biologis yang mengatur otak untuk memberikan isyarat untuk makan sampai tidur.
Para ahli membuktikan, kacaunya ritme sirkadian yang jamak dialami pekerja sif malam dengan pola tidur tak teratur, dapat meningkatkan risiko mengidap diabetes, obesitas, dan penyakit kardiovaskular.