Stylo.ID - Kini, banyak fashion desainer yang kembali menggunakan kain tradisional dalam karyanya, salah satunya kain batik.
Lain dengan Michelle Tjokrosaputro. Berawal dari nggak suka batik, ia justru tertantang untuk meracik batik ke dalam potongan busana yang unik dan modern.
Yuk kenali lebih dekat sosok fashion desainer Michelle Tjokrosaputro, yang mendirikan label BATEEQ karena nggak suka batik.
Baca Juga : Rama Jee, Makeup Artist Langganan Artis yang Belajar Otodidak
#Michelle Tjokrosaputro, Fashion Desainer Label BATEEQ yang Nggak Suka Batik - Awal Mula
Michelle bukannya baru mengenal fashion. Keluarganya telah lebih dulu mendirikan pabrik tekstil di Sukoharjo, Solo, sejak tahun 2010.
Garmen yang dihasilkan perusahaannya sering di ekspor ke luar negeri dan banyak dipakai merk ternama seperti DKNY, Tommy Hilfiger, dan lain sebagainya.
Baca Juga : Tyna Kanna Mirdad, Buktikan Ibu Rumah Tangga Juga Bisa Cantik
"Tapi kemudian terpikir, kenapa tidak punya label sendiri?Saya ingin menciptakan sesuatu yang baru, yaitu mengolah kembali batik yang unik dan mengikuti tren fashion internasional. Pakaian batik dengan gaya minimalis dan lebih urban. Meskipun berbasis manufaktur, tetapi tetap Made In Indonesia," ujarnya pada Chia Stylo.ID.
Tahun 201, BATEEQ pun resmi didirikan dan hingga kini memiliki kurang lebih 40 outlet tersebar di seluruh Indonesia.
#Michelle Tjokrosaputro, Fashion Desainer Label BATEEQ yang Nggak Suka Batik - Alasan Memilih Batik
Sekitar tahun 2010, Michelle mengalami kesulitan dalam menemukan baju batik dengan desain yang kekinian.
"Bisa dibilang, saya tidak suka dengan motif etnik batik tradisional yang terlalu ‘penuh’ serta warnanya yang mencolok. Terlalu mencuri perhatian, hahaha," uajrnya penuh tawa.
Kemudian ia merombak ulang batik kedalam busana yang lebih kekinian, elegan, minimalis dan modis. "BATEEQ adalah bentuk modern dari batik." celetuk Michelle.
Baca Juga : Chitra Subyakto, Desainer yang Angkat Batik Lokal Gaya Internasional
#Michelle Tjokrosaputro, Fashion Desainer Label BATEEQ yang Nggak Suka Batik - Ciri Khas
Motif dari BATEEQ sendiri terinspirasi dari motif tradisional, dan dibuat dengan cara digital.
"Pola-pola tersebut kami cetak dalam bentuk printing ataupun laser cut. Meskipun etnik, saya ingin koleksi Bateeq tetap jadi sesuatu yang keren dan nyaman dipakai dalam kegiatan sehari-hari. Saya ingin menampik tanggapan banyak orang, yang menganggap batik cenderung kuno dan kolot," jelasnya.
Michelle Tjokrosaputro menegaskan, ia ingin menampilkan batik Indonesia dengan cara yang muda, modern dan berbeda. (*)